SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA — Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap, 69,7% anggota DPR terindikasi korupsi. Kabar ini membuat Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) Tamsil Linrung tidak nyaman kerja di Banggar.

“Iya nih waduh saya jadi tidak nyaman kerja di Banggar,” ujar Tamsil di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/1/2013). Politisi PKS itu berharap PPTAK melaporkan hasil risetnya pada pihak terkait. Menurutnya, beberapa inisial nama yang sudah disebut-sebut sudah memberikan penjelasan.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Tamsil meminta PPATK tidak menciptakan suasana menjadi tidak kondusif. Sebaiknya PPATK bertanya tentang hal ini kepada pemerintah sebelum melempar ke publik.

“Mestinya juga dia tanya ke pemerintah ke Menkeu, kondusif nggak. Dia rasakan pembahasan ini lebih baik dari sebelumnya atau tidak. Karena misalnya ada hal yang kurang kondusif, kita benahi,” katanya.

Tamsil menuturkan, semua pembicaraan terkait anggaran sudah transparan. Bahkan jika PPATK mau ikut rapat Banggar, dirinya tidak mempersoalkan. “Jadi tidak saling mengumbar isu-isu di luar,” ucap Tamsil.

Riset PPATK pada semester II/2012 dengan fokus utama terkait korupsi dan pencucian uang oleh anggota legislatif, menyebutkan sebanyak 69,7% anggota legislatif terindikasi tindak pidana korupsi. Lebih dari 10% di antaranya adalah ketua komisi.

Dari 35 modus yang digunakan, modus paling dominan adalah transaksi tunai yang terdiri dari penarikan tunai sebanyak 15,59% dan setoran tunai sebanyak 12,66%.

“Jadi kita ada dua fokus pada uang tunai yaitu pembatasan nilai nominal dan travel cheques yang digunakan untuk suap,” kata Wakil Ketua PPATK, Agus Santoso, di Kantor PPATK, Jalan H Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2013).

Jika melihat dari periode jabatan, periode 2009-2004 terindikasi dugaan tindak pidana korupsi lebih banyak (42,7%) dibanding periode 2001-2004 (1,04%). Namun Agus mengklaim hasil di kedua periode tersebut tidak dapat dibandingkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya