SOLOPOS.COM - Marwah Daud (Okezone)

Marwah Daud Ibrahim dinilai tak bisa berpikir rasional.

Solopos.com, JAKARTA — Marwah Daud Ibrahim dinilai menerima banyak keuntungan dari Taat Pribadi. Dengan banyaknya keuntungan yang diperolehnya, membuat Marwah Daud berpikir tak rasional.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Pendapat itu disampaikan Wakil Ketua Komisi dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikhsan Abdullah. Ia menyatakan, keterlibatan rekannya yang menjabat sebagai Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng tidak rasional.

“Ya, mungkin saja karena telah menerima banyak benefit dari Taat Pribadi sehingga tidak mampu lagi berpikir rasional,” kata Ikhsan, seperti dikutip Solopos.com dari Okezone, Kamis (6/10/2016).

Ia menilai, keputusan Marwah Daud mengundurkan diri dari keanggotaan MUI adalah hal tepat. Pasalnya, itu sebagai bentuk dari pertanggungjawabannya. Baca juga: Marwah Daud Mundur dari MUI.

“Marwah Daud sudah tepat memilih mundur karena tidak ingin MUI menjadi dengan kesesatan dalam berpikirnya, sebagai bentuk pertanggung jawaban moral. Karena bila tidak mundur pun, pasti MUI akan memberikan sanksi berupa pemberhentian yang bersangkutan dari sebagai pengurus,” ujarnya.

Selain itu, sejumlah tokoh masyarakat menuding Mawah Daud Ibrahim tidak mempunyai pakem keagamaan yang kuat karena sangat percaya terhadap Taat Pribadi.

Padahal Marwah merupakan seorang akademik, yang semestinya bersikap rasional. Bukan mempercayai sesuatu non akademik. Hal tersebut disampaikan salah satu tokoh masyarakat di Surabaya, Achmad Muhibbin Zuhri.

“Saya yakin serasional orang dalam berpikir, kalau tidak mempunyai pakem keagamaan yang kuat dan tidak diimbangi dengan syariat bisa seperti Marwah daud, masuk perangkap (Kanjeng Taat Pribadi),” terang Muhibbin.

Menurut Ketua PCNU Surabaya tersebut, sebaiknya umat Islam dalam menambah ilmu keagamaan carilah guru yang tepat. Hindari yang mempunyai sikap aneh, cari guru yang normal seperti Nabi Muhammad SAW.

“Tidak aneh dalam berpikir, perilaku dan tampilannya. Kalau ada yang aneh tolong konfimasikan pada guru atau ulama lain. Sebab orang seperti itu mengarah ke aliran sesat, mengajak orang esklusif. Kalau sudah begitu yakin gejala mengarah ke aliran sesat,” paparnya. Baca juga: Marwah Daud Percaya Emas Palsu Jadi Emas Asli Bila Disentuh Dimas Kanjeng.

Sebagai informasi, delapan pengikut Dimas Kanjeng asal Kabupaten Pasuruan bersikukuh bertahan di padepokan. Pemkab Pasuruan yang memfasilitasi penjemputan dengan menggunakan bus gagal membujuk para pengikut setia Dimas Kanjeng untuk kembali ke rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya