SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO–Laskar Umat Islam Solo (LUIS) mendesak Kapolri untuk menindak tegas oknum Detaseman Khusus (Densus) 88 Antiteror yang telah menganiaya Wiji Siswo Suwito ketika menangkap terduga teroris, Bayu Setiono, 22, Kamis (30/8/2012) lalu.

LUIS juga meminta standar operasional prosedur (SOP) Densus 88 ditinjau ulang karena dinilai memunculkan arogansi dan diskriminasi.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Desakan itu disampaikan Ketua LUIS, Edi Lukito, ketika mengungkapkan pernyataan sikap di hadapan Kapolresta Solo, Kombes Pol Asdjima’in di Mapolresta, Selasa (4/9/2012).

Edi menguraikan, penangkapan Bayu oleh Densus 88 telah mengganggu mental anak yang saat itu menyaksikan para aparat Densus menganiaya Wiji, warga Tempel, Bulurejo, Gandangrejo, Karanganyar dan merusak di depan matanya. Akibatnya anak itu trauma hingga sekarang. Edi tak menyebutkan nama anak itu.

“Perampasan ponsel dan barang lainnya milik keluarga Wiji yang tidak disertai surat sita menyalahi prosedur dan merupakan perbuatan melawan hukum,” ulas Edi dalam pernyataan sikap LUIS yang dibacanya.

Selain menyatakan sikap terkait penganiayaan aparat Densus 88 terhadap Wiji, LUIS juga mengungkapkan pandangannya terkait penyergapan Densus 88 atas dua terduga teroris, Farhan, 19 dan Muhsin, 19 yang berakibat menewaskan keduanya.

LUIS melalui Edi menilai pembunuhan yang dilakukan Densus 88 tersebut tidak dibenarkan. Pasalnya, menghilangkan nyawa seseorang harus dengan putusan tetap pengadilan.

Menanggapi hal itu, Kombes Pol Asdjima’in, menyatakan akan meneruskan aspirasi LUIS ke pucuk pimpim tertinggi Polri. Pada prinsipnya, kata dia, polisi tidak menaruh dendam sedikit pun atas tewasnya salah seorang anggota polisi dalam peristiwa penembakan di Pospol Singosaren beberapa waktu lalu.

Ia menyayangkan banyaknya pihak dari luar Solo yang membuat pernyataan atau pendapat yang membuat suasana menjadi kian tak menentu. Atas dasar adanya teror dari orang-orang yang tak bertanggung jawab tersebut membuat pihaknya mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi.

“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk berperan mewujudkan kedamaian di Solo dan tidak membuat pernyataan atau hal lain yang dapat memperkeruh suasana,” pungkas Asdjima’in.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya