SOLOPOS.COM - Peta ketinggian Hilal tanggal 20 April 2023 untuk pengamat di Indonesia. (Istimewa/BMKG)

Solopos.com, SOLO — Penentuan tanggal Lebaran Hari Raya Idulfitri 2023, Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan kriteria imkan rukyat. Penentuan waktu awal Ramadan dan hari raya (Idulfitri dan Iduladha) bisa ditentukan melalui dua cara yaitu metode hisab (perhitungan) dan metode rukyat (pengamatan). 

Di Indonesia, metode rukyat menggunakan visibilitas hilal MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Kriterianya suatu wilayah saat maghrib posisi bulan telah memenuhi kriteria baru MABIMS yaitu tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Kriteria imkan rukyat Nahdlatul Ulama yang dipedomani Nahdlatul Ulama pada saat ini: tinggi hilal mar’ie minimal 3 derajat dan elongasi hilal haqiqy minimal 6,4 derajat yang berlaku wilayatul hukmi Indonesia,” melansir Seputar Penentuan Idul Fitri 1444 H dalam Pandangan Nahdlatul Ulama yang dikeluarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), pada Minggu (16/4/2023), dikutip dari laman NU Online. 

Adapun tinggi hilal mar’ie pada tanggal 29 Ramadhan 1444 Hijriah atau bertepatan dengan Kamis Legi, 20 April 2023 Masehi adalah antara 1 derajat 07 menit hingga 2 derajat 33 menit. 

Parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Aceh, sedangkan tinggi hilal terbesar di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh. Hal ini berarti masih di bawah kriteria imkan rukyat 3 derajat. 

Sementara elongasi hilal hakiki hilal pada tanggal tersebut di Indonesia berkisar antara 2 derajat 07 menit hingga 3 derajat 48 menit. 

Elongasi terbesar terdapat di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh, sedangkan elongasi terkecil di Kota Merauke, Provinsi Papua. 

Hal demikian menunjukkan bahwa elongasi hakiki pada tanggal tersebut masih di bawah kriteria imkan rukyat sebesar 6,4 derajat. 

Adapun ketinggian hilal di titik markaz Jakarta sebesar 1 derajat 55 menit 43 detik dengan elongasi 3 derajat 18 menit 23 detik dan lama hilal di atas ufuk 9 menit 29 detik. 

Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Kamis Legi 20 April 2023 Masehi pukul 11:16:38 WIB. “Posisi hilal pada 29 Ramadhan 1444 Hijriah di Indonesia belum memenuhi kriteria imkan rukyat NU,” tulis keterangan tersebut. 

Oleh karena itu, LF PBNU menegaskan bahwa 1 Syawal 1444 Hijriah menunggu ikhbar dari PBNU yang akan disampaikan pada Kamis (20/4/2023) malam. 

“Sesuai dengan yang berlaku, maka kapan 1 Syawal 1444 Hijriah bagi NU adalah berdasarkan Ikhbar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ikhbar akan disampaikan pada Kamis malam 20 April 2023 M sekitar pukul 19:00 WIB,” demikian lanjut keterangan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya