SOLOPOS.COM - Ilustrasi nuklir (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Teknologi nuklir Indonesia akan segera terealisasi.

Solopos.com, SOLO – Wacana mengenai penggunaan teknologi nuklir sebagai energi listrik alternatif sudah mulcul pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dengan memanfaatkan nuklir, maka tak lama lagi Indonesia akan mengejar ketertinggalannya dari negara-negara tetangga dalam hal produksi listrik.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Direktur Jenderal International Atomic Energy Agency (IAEA) ?Yukiya Amano diundang ke Indonesia untuk menemui Ketua DPR Setya Novanto. Dalam pertemuan itu dibahas mengenai kesiapan Indonesia dalam menggunakan dan mengembangkan teknologi nuklir di Indonesia lebih lanjut.

Indonesia dinilai berhasil memanfaatkan teknologi nuklir untuk maksud damai. Salah satu pemanfaatan nuklir adalah pada bidang pertanian dan pangan. Dengan nuklir, Indonesia berhasil menghasilkan varitas tanaman unggul. Selain dalam dua hal tersebut, Indonesia juga ingin memanfaatkan nuklir lebih jauh lagi.

Pertemuan digelar tertutup di Ruang Ketua DPR, lantai ke-3 Gedung Nusantara III, DPR, Senayan, Jakarta. Novanto menyatakan? Yukiyo telah bertemu Menteri Bappenas, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

“?Kami tak memaksakan kehendak perkara Indonesia akan menggunakan nuklir atau tidak. Namun bila Indonesia akan menerapkan teknologi nuklir lebih lanjut, IAEA akan mendampingi penggunaan nuklir secara aman, selamat, dan berkelanjutan,” kata Yukiyo seperti dilansir Detik, Kamis (22/1/2015).

Yukiyo juga mengaku IAEA siap membantu Indonesia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang kini sedang dirintis.

Dikutip Solopos.com dari situs Dpr.go.id, Wakil Ketua Komisi VII DPR, Satya Widya juga menjelaskan tenaga nuklir akan sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan listrik Indonesia. Saat ini Indonesia merencanakan 115 gigawatt untuk lima tahun mendatang.

Tiga negara ASEAN yang telah lebih dahulu memanfaatkan tenaga nuklir adalah Vietnam, Singapura, dan Thailand. Sedangkan Malaysia baru sampai pada tahap pengembangan. Satya mengaku nantinya ia tidak ingin Indonesia membeli listrik dari Malaysia, maka dari itu secepatnya Indonesia harus segera menyusul.

Satya juga menambahkan bocornya reaktor energi nuklir di Fukushima, Jepang ketika dilanda gempa dan tsunami bukanlah halangan. Ia menilai hal itu sebagai pembelajaran untuk Indonesia supaya kejadian seperti itu jangan sampai terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya