SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Reuters/Raheb Homavandi)

Teknologi nuklir Indonesia sebenarnya siap dikembangkan. Namun semua tergantung kemauan Jokowi.

Solopos.com, BANDUNG — Percepatan pengembangan listrik tenaga nuklir di Kepulauan Bangka-Belitung (Babel), sebagai langkah antisipasi menghadapi ancaman krisis energi di Tanah Air dinilai sangat bergantung pada keseriusan dan kebijakan pemerintahan Jokowi.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Babel, Yan Megawandi, menyatakan berdasarkan penelitian sejumlah pihak, di wilayahnya banyak terdapat unsur thorium yang merupakan bahan reaktor nuklir. Zat ini lebih efektif dan efisien dibanding uranium.

“Benar ada dua lokasi [di wilayah] sudah dipersiapkan oleh Batan [Badan Tenaga Nuklir Nasional]. Mau lanjut atau tiarap, keputusannya kami serahkan kepada RI 1,” katanya saat ditemui di Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, Sumedang, Kamis (17/9/2015).

Dia menceritakan bagaimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) tahun lalu tidak menjawab pertanyaan Kepala Batan ihwal kebijakan energi dari pemerintah.

“Dalam UU tentang Energi itu dimasukkan pasal-pasal yang mengharuskan kita membuat sebuah kebijakan pengelolaan energi jangka panjang. Setidaknya dalam kurun waktu sampai 2019, gimana kebijakannya? Pertanyaan itu terlewat [tak terjawab] oleh Jokowi dan JK [Jusuf Kalla],” tuturnya.

Yan menjelaskan wilayah Babel cukup potensial untuk dilakukan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) karena para ahli menilai Babel berada di lempengan yang relatif stabil di dalam struktur gempa bumi, tidak ada gunung berapi, dan batuannya berstruktur cukup kuat.

“Karenanya, waktu itu Batan menawarkan kerjasama untuk bagaimana kita menginisiasi sebuah lokasi untuk reaktor PLTN. Saya kira para ahli cukup waras, mengembangkan ini tujuannya untuk kesejahteraan. Hanya saja itu akan kembali pada kebijakan pemerintah,” ujarnya.

Menurut dia, akan ada tarik menarik kepentingan jika PLTN jadi dikembangkan di Indonesia, terutama dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber energi saat ini, di mana masih berporos pada minyak dan gas ataupun sumber energi dari fosil.

Sebagai gambaran, berdasarkan literasi yang ditemukan Bisnis/JIBI dan penjelasan dari Yan Megawandi, thorium sebesar bola basket dapat mengaliri listrik sebuah kota selama setahun atau menjadi bahan bakar pesawat yang dapat terbang selama tiga bulan tanpa mendarat dan tanpa mengisi bahan bakar.

“Kami tidak memiliki sumber minyak, angin, gelombang ombak, atau air terjun yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Yang dapat saya informasikan, di wilayah kami thorium itu melimpah. Tetapi keputusannya, kami minta kepada nasional,” ungkapnya.

Dia memandang produk dari wilayahnya, seperti hilirisasi pertambangan, akan sangat bergantung pada biaya produksi yang turut dipengaruhi biaya energi. Apalagi, menurutnya, biaya produksi di Indonesia terbukti telah melampaui harga produksi di negara-negara ASEAN.

“Vietnam sudah mencanangkan pembangunan energi nuklir. Malaysia juga begitu di Serawak. Kapan Indonesia memasuki energi itu?” sebutnya.

Dalam suatu kesempatan, Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin semapt mewacanakan pengembangan PLTN non-uranium, yakni reaktor nuklir yang menggunakan unsur thorium atau nuklir hijau. Bila gagasan ini terwujud, lanjutnya, industri lokal bisa bersaing dan tumbuh untuk pengembangan industri ke luar Jawa dalam lima tahun ke depan.

International Atomic Energy Agency (IAEA) memperkirakan bahwa potensi sumber daya thorium adalah antara tiga dan empat kali lebih banyak daripada potensi sumber daya uranium dan juga jauh lebih efisien dalam siklus bahan bakar, antara 100 dan 300 kali lebih efisien daripada reaktor standar light-water.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya