SOLOPOS.COM - Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin menyerahkan cinderamata kepada Menteri Komunikasi dan Informatikan (Menkominfo) Budi Arie Setiadi seusai pertemuan di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (24/7/2023). (ANTARA/HO-Puspenkum Kejagung)

Solopos.com, JAKARTA — Kejaksaan Agung di bawah kepemimpinan Sanitiar (St.) Burhanuddin diapresiasi banyak kalangan, bahkan dianggap jauh lebih bagus dari KPK.

Sejumlah kasus besar diungkap dan diproses hingga ke persidangan, termasuk kasus dugaan korupsi dalam proyek pengadaan BTS 4G di Kominfo dengan kerugian negara sekitar Rp8 triliun.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Anggota Komisi III DPR Achmad Dimyati Natakusumah memuji Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin sebagai pemimpin yang bagus setelah Baharuddin Lopa.

Tak hanya menuntaskan kasus besar, Sanitiar Burhanuddin dianggap tegas dalam menjatuhkan sanksi terhadap jajarannya yang terbukti melakukan pelanggaran.

“Menurut saya, setelah Baharuddin Lopa, ini (Jaksa Agung) yang bagus,” kata Dimyati dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (27/7/2023).

Menurutnya, Jaksa Agung ST. Burhanuddin sosok yang berani dan bersih.

Burhanuddin juga tidak berkompromi dengan jaksa-jaksa yang akan merusak harkat, martabat, derajat kejaksaan.

Dimyati mencontohkan tidak adanya pungutan liar (pungli) untuk masuk kejaksaan saat dipimpin ST. Burhanuddin.

“Mana ada masuk kejaksaan sekarang pakai bayar-bayar lagi? Enggak ada! Dulu, katanya kalau masuk kejaksaan, informasinya harus bayar sekian. Enggak ada sekarang,” tuturnya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

ST Burhanuddin, lanjut dia, berani memanggil bahkan mentersangkakan menteri berdasarkan hukum.

“Sudah berapa pejabat yang ditangani Kejaksaan Agung? Dulu, enggak ada menteri ditangkap atau dipanggil. Mana ada dulu karena menteri eksekutif, Jaksa Agung eksekutif. Sekarang ini bagus, eksekutif yang memiliki tugas yudikatif melakukan betul-betul role of law,” tambah dia.

Untuk itu, Dimyati meminta para jaksa bersyukur dipimpin Jaksa Agung ST Burhanuddin karena tak ada hal transaksional untuk memperoleh promosi jabatan di Korps Adhyaksa.

Sebagai informasi, Baharuddin Lopa merupakan mantan Jaksa Agung RI Ke-17 yang dikenal memiliki integritas tinggi, berani, dan sederhana.

Baharuddin Lopa wafat pada 3 Juli 2001. Ia adalah mantan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi.
Antara tahun 1993-1998, ia duduk sebagai anggota Komnas HAM.

Baharudin Lopa meninggal dunia pada usia 66 tahun, di rumah sakit Al-Hamadi Riyadh, pukul 18.14 waktu setempat atau pukul 22.14 WIB 3 Juli 2001, di Arab Saudi, akibat gangguan pada jantungnya.

Diapresiasi Presiden

Sebelumnya, Sabtu (22/7/2023), Presiden Joko Widodo meminta agar Kejaksaan Agung dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penegak hukum tersebut.

“Kepercayaan masyarakat ini harus dipertahankan, kepercayaan masyarakat ini harus ditingkatkan, dan kepercayaan publik ini harus dipertahankan serta diperbaiki,” kata Presiden Jokowi di halaman Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung, Ragunan, Jakarta, Sabtu.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat menjadi Inspektur Upacara Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) Ke-63 atau Hari Ulang Tahun (HUT) Kejaksaan Republik Indonesia.

“Saya senang trust terhadap kejaksaan, kepercayaan publik terhadap kejaksaan terus meningkat,” ungkap Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya