SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta — Pembatalan kenaikan tarif dasar listrik (TDL)  pada tahun depan dikhawatirkan akan mengganggu rencana investasi PT PLN (Persero). Dengan pembatalan kenaikan TDL di 2011, PLN diwajibkan berhemat hingga Rp 8,1 triliun.

“Pembatalan ini berimplikasi terhadap kondisi finansial PLN cukup besar, paling tidak rencana investasi akan terganggu padahal saya ragu jika kontraktor listrik swasta bisa investasi,” kata pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa, Jumat (24/9)

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Menurut Fabby, pembatalan kenaikan TDL telah membuat jatah subsidi listrik tahun depan berkurang. Pengurangan tersebut tentu saja akan membuat pendapatan PLN menurun. Selain itu, imbuh Fabby, PLN juga berisiko memikul biaya yang tidak ditutupi oleh subsidi karena seluruh rencana penghematan sebesar Rp 8,1 triliun belum tentu dapat dilaksanakan.

“Seperti FSRT mana bisa selesai 2011, ada resiko kenaikan harga bbm serta resiko penurunan pasokan gas. Kalau benar tidak terjadi, mau tidak mau PLN harus mengurangi rencana investasi mereka,” jelasnya.

Untuk itu, Fabby menyarankan agar pemerintah menyiapkan dana cadangan untuk menambah subsidi, apabila asumsi makro penyusunan BPP listrik melampaui nilai asumsinya. Pemerintah juga harus membantu PLN untuk menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik dengan mengoptimalkan pemanfaatan gas. Penghematan biaya bahan bakar, lanjut dia, dapat menutupi berkurangnya pendapatan dari batalnya kenaikan TDL.

Menurutnya, biaya bahan bakar itu harus dapat dikontrol  dan ini butuh bantuan pemerintah, misalnya harga beli BBM dari Pertamina dapat dikurangi di bawah harga Mops+5% yang ditetapkan di APBN.

“Demikian juga harga batubara dari PTBA. PLN juga harus mendapatkan pasokan gas yang cukup. Penurunan losses 1% dapat menambah pemasukan sebesar Rp 1,2-1,3 triliun,” jelasnya.

Seperti diketahui, pemerintah dan Komisi VII DPR sepakat untuk membatalkan rencana kenaikan TDL sebesar 15% pada tahun depan dan menetapkan subsidi listrik  sebesar Rp 41,02 triliun.

Kedua pihak juga sepakat untuk menutupi kekurangan subsidi Rp 12,7 triliun dari batalnya kenaikan TDL itu akan didapat dari penghematan yang dilakukan PLN Rp 8,1 triliun dan  menunda pembayaran kekurangan subsidi tahun 2009 kepada PLN sekitar Rp 4,6 triliun.

dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya