SOLOPOS.COM - Ilustrasi tawuran (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Harianjogja.com SLEMAN—Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Sleman menginstruksikan seluruh kepala SMP dan SMA/SMK di Sleman meningkatkan kewaspadaan pada aktivitas geng sekolah yang rawan menjadi tindak kriminal. Beberapa sekolah tertentu yang dinilai berpotensi pun mendapat perhatian dan pengawasan khusus.

Kepala Disdikpora Sleman, Arif Haryono mengatakan, pihaknya juga telah mengajak sejumlah kepala sekolah untuk mencari cara mengurangi aktivitas geng sekolah.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

“Di sekolah tertentu, kami selalu berkomunikasi terkait bagaimana stabilitas di sekolah tersebut,” kata Arif saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/10/2014).

Pengawasan sekolah di Sleman menggunakan sistem kluster. SMA dibagi menjadi tiga kluster, sementara SMP dibagi menjadi enam luster.

“Kami buat kluster untuk efektivitas program pendampingan. Ada fasilitator dan tim pendamping yang secara periodik berkunjung ke sekolah,” papar Arif.

Beberapa sekolah di wilayah kluster tertentu telah mendapat perhatian khusus. Namun, Arif menolak menyebutkan nama kluster maupun sekolah yang dia maksud.

“Siswa yang bergabung dengan klitih, kewenangan penanganannya ada di sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab menegakkan tata tertib di sekolah masing-masing,” tambah Arif.

Menurut Arif, pendampingan siswa di sekolah hendaknya tidak dibebankan kepada bidang tertentu. Misal, setiap guru bertanggung jawab mendampingi siswa, tanpa mengurangi peran guru Bimbingan Konseling. Soal teknis, ketika ada penyimpangan, tetap ditangani guru BK atau berjenjang sesuai kebutuhan.

Koordinasi antarsatuan pendidikan juga perlu digalakkan.

“Kami berusaha mengetahui modus kenakalan siswa yang tentunya juga beragam,” kata Arif menambahkan.

Arif berpendapat, rasa kekeluargaan perlu ditanamkan bagi siswa antarsekolah. Selama ini, pihaknya telah mengusahakannya melalui program pertukaran pembina upacara.

Terpisah, Kepala SMA Negeri 1 Depok, Maskur mengatakan, aktivitas geng sekolah sudah relatif terkendali.

“Selama ini memang anak-anak terkenal sering tawuran. Namun, tidak ada kejadian atau kasus berarti selama dua tahun terakhir ini,” ungkap Maskur saat dihubungi Harianjogja.com, Senin sore.

Maskur menambahkan, pihaknya mengandalkan pendekatan secara personal kepada siswa bersangkutan untuk mengendalikan geng sekolah. Termasuk dengan selalu mengomunikasikan persoalan pada orang tua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya