SOLOPOS.COM - Ilustrasi penambangan minyak dan gas bumi (JIBI/Bisnis/Dok)

Tata kelola migas di Indonesia selalu dipertanyakan. Apa lagi dengan tidak adanya perkembangan penemuan cadangan migas.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan penemuan cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia tidak ada perkembangan berarti selama bertahun-tahun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan penemuan cadangan migas besar kali terakhir kali ditemukan di Blok Mahakam pada dekade 1960-an. Setelah itu, cadangan besar memang ditemukan seperti dalam proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar.

Namun, tambahnya, proses eksplorasi proyek tersebut tidak memiliki kemajuan berarti. “Ada temuan, tapi enggak ada progress,” kata Sudirman Said dalam diskusi Menanam Benih Kemandirian dalam rangka ulang tahun Arifin Panigoro, pendiri PT Medco Energi Internasional Tbk, yang ke-70 tahun di Jakarta, Sabtu (14/3/2015).

Jika upaya penemuan cadangan migas tidak dilakukan dengan signifikan, maka Indonesia akan kehabisan cadangan akan habis pada 2026. Ke depan, dia berharap proyek besar seperti Tangguh dan Cepu bisa dijadikan andalan dalam menggenjot produksi migas.

Selain produksi migas, Sudirman Said menuturkan sektor hilir migas juga tidak mengalami perkembangan berarti selama bertahun-tahun. Dia mencontohkan pembangunan kilang bahan bakar minyak (BBM) yang terakhir kali dibangun sebelum reformasi pada 1996.

“Sejak itu enggak nambah kapasitas, bahkan pipa nambah juga enggak,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya