SOLOPOS.COM - Ilustrasi (shiningallspark.web.id)

Harianjogja.com, JOGJA—Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) mulai Juli ini dikeluhkan banyak kalangan. Termasuk pengusaha fotokopi dan laundry di wilayah Jogja. Mereka pun berharap agar pemerintah memikirkan dampak kenaikan TDL tersebut.

Pengelola fotokopi Chika Titin Rahnawati mengatakan, kenaikan TDL tersebut dinilai sangat memberatkan. Pasalnya, sebelum kenaikan TDL tersebut bahan baku sudah naik lebih dulu.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

“Bahan baku naik secara bertahap sebesar tiga persen Kalau dihitung, saat ini kenaikkannya sudah mencapai 20 persen. Jika kami dibebani kenaikan TDL itu sangat memberatkan kami,” ungkap Titin di gerainya Jalan Simanjuntak Jogja, Kamis (3/7/2014).

Dia menilai, kenaikan TDL yang diputuskan pemerintah dinilai tidak pas lantaran turunnya permintaan layanan fotokopi. Padahal, setiap bulan pihaknya harus mengeluarkan biaya pembayaran listrik di atas Rp2 juta perbulan. Biaya tersebut belum termasuk menggaji belasan karyawan.

“Kondisi saat ini sepi, pelanggan berkurang. Selain banyak bisnis fotokopi yang menjamur, kami juga kalah dengan internet,” ujarnya.

Meskipun  beban produksi yang ditanggung besar sampai saat ini layanan PLN masih dinilai minim. Pasalnya, sambung Titin, aliran listrik masih sering mati (byar pet).

“Iya, masih sering mati listrik. Kami juga berharap kalau ada pemadaman atau perbaikan saat Minggu saja jangan pas hari kerja. Ini agar tidak mengganggu layanan ke konsumen,” harap Titin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya