SOLOPOS.COM - Ketua umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto. (JIBI/Solopos/Antara/Widodo S. Jusuf)

Polri menyebut Indonesia baru akan bubar jika kiamat tiba, bukan seperti dilontarkan Prabowo Subianto.

Solopos.com, JAKARTA — Pidato Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia akan bubar pada 2030 ditanggapi santai oleh pucuk pimpinan Polri. Baik Kapolri maupun Wakapolri menegaskan prediksi itu tidak benar.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Wakapolri Komjen Pol Syafrudin menanggapinya dengan komentar ringan. Ketika mendapatkan pertanyaan dari awak media mengenai hal tersebut, Syafrudin tertawa. Ia menegaskan, Polri akan tetap menjaga ketentraman dan keamanan masyarakat. “Polri menjaga stabilitas negara,” kata Syafrudin di Masjid Al Azhar, Jl Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Jumat (23/3/2018), dilansir Suara.com.

Syafrudin menegaskan masyarakat Indonesia harus optimistis tidak akan bubar. Bagi Syafrudin, yang dapat membubarkan Indonesia hanyalah kiamat atau akhir zaman. “Optimistis indonesia tidak bubar, sampai kiamat lah,” tukasnya. Baca juga: Isi Novel “Ghost Fleet”, Dasar Pidato Prabowo Tentang Indonesia Bubar 2030.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir tentang ramalan negara ini akan bubar. “Faktor pemecah bangsa ini menurut saya pribadi, kalau terjadi gap yang besar antara high class, middle class, dan low class,” kata Kapolri saat meresmikan gedung baru Markas Polda Jawa Tengah di Semarang, Jumat, dilansir Antara.

Oleh karena itu, lanjut dia, jika rakyat sejahtera, middle class menjadi besar hingga mampu mengurangi gap yang terjadi. Dengan demikian, bangsa ini akan menjadi kuat. Baca juga: Fiksi “Indonesia Bubar pada 2030”.

Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan berbagai program pembangunan yang ingin masuk langsung ke rakyat kecil. Presiden meningkatkan anggaran di sektor infrastruktur.

Selain itu, pemerintah juga membagikan jutaan sertifikat kepada masyarakat. “Puluhan tahun masyarakat sampai nangis-nangis tidak dapat sertifikat,” katanya.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah itu bertujuan untuk mempersempit gap antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah yang selama ini merupakan mayoritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya