SOLOPOS.COM - Foto bersama Ujian Diseminasi Hasil Karya Produksi Film Dokumenter mahasiswa FISKOM UKSW di Mini Theater DPRD Salatiga. (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Kuliah asyik dan menyenangkan adalah perkuliahan yang ditawarkan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dengan Kurikulum Talenta Merdeka yang dicanangkannya.

Dengan kurikulum berbasis luaran ini, mahasiswa dapat memenuhi capaian kelulusan sesuai dengan talenta yang dimiliki di masing-masing program studi.

Hal itu dibuktikan salah satu fakultas yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM).

Sepuluh mahasiswa berhasil mendiseminasikan hasil karyanya dalam Ujian Diseminasi Hasil Karya Produksi Film Dokumenter di Mini Theater Kantor DPRD Kota Salatiga belum lama ini.

Salah satu mahasiswa yang menampilkan diseminasi karyanya adalah Dominika Karunia Endah yang menampilkan karya film dokumenter berjudul Menempa Rejeki di Balik Percikan Api.

Film dokumenter ini menceritakan sejarah pandai besi mulai berkembang di Dusun Sanggrahan, Desa Rejosari, Kecamatan Pakis. Dengan apik, film ini bercerita tentang proses pembuatan alat secara tradisional serta keunikan pembuatan peralatan pertanian maupun senjata tajam.

Tak kalah menariknya, ditampilkan film dokumenter kelompok mahasiswa yang terdiri dari Titus Dite Bramantyo, Noble Cahya Christian, serta Geraldus Hugo Prasetyo.

Berjudul SRI NGINTIL The Documentary of Tobacco, mereka menggambarkan sejarah tembakau mulai dari bibit hingga menjadi tembakau srintil. Film dokumenter ini juga hendak menunjukkan pengaruh tanaman tembakau pada perekonomian masyarakat Temanggung.

“Dari sejarah yang ditampilkan, film ini mengedukasi masyarakat bagaimana tembakau bisa menjadi komoditas penting di Temanggung. Selain itu juga profesi yang berperan penting dalam pemilihan kualitas tembakau yang biasa disebut tobacco grader,” ungkap Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi Ester Krisnawati, S.Sos., M.I.Kom.

Sementara itu, film lainnya berjudul A Place Called Sam Poo Kong digarap oleh Nikola Akiega Wibowo, Endy Given Sunday, dan Bayu Suseno Utomo.

Film ini menceritakan terciptanya bangunan Klenteng Sam Poo Kong hingga menjadi tujuan wisata serta tempat ibadah bagi agama Tao, Budha, dan Konghucu.

Menampilkan beragam gambar dengan interpretasi berbeda, film ini juga mengeksplorasi bangunan di kawasan Sam Poo Kong yang memiliki catatan sejarah dari budaya Tiongkok serta lima kuil dengan jenis yang berbeda dan sebuah gua pemujaan.

Lain halnya dengan Ignatius Ryan Krisnanda, Tegar Bangkit Sajiwo, Gabriel David Maesa.

Ketiganya membawa konsep berbeda dengan sentuhan misteri dengan film dokumenter berjudul The Hidden Guardians Wayang Jimat and The Spirit Realm. Film ini mempertontonkan keajaiban di balik praktik tradisional Jawa yang dikenal sebagai Wayang Jimat.

Dengan memadukan wawancara, gambar arsip, rekaman pertunjukan Wayang, serta narasi yang terkait dengan sejarah dan budaya, penonton akan dibawa ke dalam dunia yang kaya dengan kepercayaan dan praktik magis.

“Film ini mengajak penonton hanyut dalam perjalanan untuk mengungkap aspek spiritual dan budaya yang terkait dengan tradisi. Film ini juga menelusuri sejarah Wayang Jimat hingga akar budaya Jawa yang kaya,” terang Ester Krisnawati.

Pertajam Soft Skills dan Hard Skills

Ester Krisnawati mengungkapkan melalui diseminasi karya, mahasiswa akan memiliki pengalaman belajar yang lebih menyenangkan melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Melalui ujian diseminasi hasil karya ini, mahasiswa bisa memperoleh pengetahuan serta wawasan yang lebih luas dalam dunia pendidikan dan dunia usaha, dimana mahasiswa ditempatkan pada instansi-instansi yang berkolaborasi dalam mendukung program MBKM,” imbuhnya.

Selain itu mahasiswa juga mendapatkan kesempatan untuk mengasah lebih tajam kemampuan soft skills dan hard skills yang dimiliki di luar kampus.

Tak hanya itu, mahasiswa juga dapat berkolaborasi memberikan ide gagasan dan pikiran bersama para stakeholder di berbagai instansi.

Lebih lanjut, Ester Krisnawati juga menyebut bahwa dengan menjalankan ujian akhir ini, mahasiswa dapat memproduksi karya berupa film dokumenter, program talkshow, produksi iklan promosi melalui media sosial dan lainnya.

Melalui film yang dihasilkan, mahasiswa dapat memberikan kontribusi positif untuk memperluas pengetahuan masyarakat tentang warisan budaya dan sejarah, serta menghargai makna budaya yang ada di Kota Semarang.

Diseminasi ini dibuka oleh Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Palit, M.Si., serta turut dihadiri perwakilan Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Semarang, pengelola tembakau dari Temanggung, orang tua mahasiswa dan mahasiswa dari berbagai Program Studi serta masyarakat umum.

Rekomendasi
Berita Lainnya