SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

ilustrasi (google img)

SHANGHAI–Sedikitnya 19 penambang tewas dan 28 lainnya hilang di China, setelah ledakan gas terjadi di tambang batu bara Xiaojiawan di Provinsi Sichuan, lapor Kantor Berita Xinhua, Kamis (30/8/2012).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Salah salah satu bencana terbesar tahun ini di industri pertambangan China tersebut terjadi pada Rabu (29/8/2012). Sejauh ini 107 penambang telah diselamatkan.

Tambang China merupakan yang paling mematikan di dunia karena longgarnya penegakan standar keselamatan di tengah tingginya permintaan batu bara. Pada 2011, sebanyak 1.973 pekerja tambang tewas dalam kecelakaan tambang.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Ritual Pemandian Buddha Rupang Jelang Waisak di Vihara Mahavira Graha Semarang

Ritual Pemandian Buddha Rupang Jelang Waisak di Vihara Mahavira Graha Semarang
author
Newswire , 
Burhan Aris Nugraha Kamis, 16 Mei 2024 - 09:37 WIB
share
SOLOPOS.COM - Umat Buddha memandikan dan membersihkan patung Buddha pada ritual upacara pemandian Buddha Rupang di Vihara Mahavira Graha, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/5/2024). (Antara/Makna Zaezar)

Solopos.com, SEMARANG — Umat Buddha membersihkan patung Buddha Amitabha usai mengikuti kebaktikan ritual upacara pemandian Buddha Rupang di Vihara Mahavira Graha, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/5/2024).

Ritual pemandian dan pembersihan Buddha Rupang yang dilakukan oleh pemuka agama serta para jemaah kebaktian umat tersebut sebagai lambang membersihkan segala kekotoran batin dalam diri baik ucapan, pikiran maupun perbuatan untuk menyambut Hari Raya Waisak 2568 BE.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ritual pemadian rupang diawali upacara kebaktian dengan melafal The Sutra On The Merit Of Bathing The Buddha.

Koran Solopos

Buddha rupang adalah patung atau arca Buddha yang digunakan sebagai lambang atau simbol pengingat akan jasa-jasa Buddha yang telah mengajarkan kebenaran atau ajaran mulia.

Umat Buddha melakukan prosesi kebaktian mengawali ritual upacara pemandian Buddha Rupang di Vihara Mahavira Graha, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/5/2024). (Antara/Makna Zaezar)

 

Emagazine Solopos

Ritual pemandian dan pembersihan Buddha Rupang tersebut sebagai lambang membersihkan segala kekotoran batin dalam diri baik ucapan, pikiran maupun perbuatan untuk menyambut Hari Raya Waisak 2568 BE. (Antara/Makna Zaezar)

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

KPH Telawa Kelola 18.700 Hektare Hutan, Lebih dari 65% Ada di Boyolali

KPH Telawa Kelola 18.700 Hektare Hutan, Lebih dari 65% Ada di Boyolali
author
Rohmah Ermawati Kamis, 16 Mei 2024 - 09:23 WIB
share
SOLOPOS.COM - Suasana audiensi KPH Telawa dengan Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, di ruang Nakula Kantor Bupati Boyolali, Rabu (15/5/2024). (Istimewa/Tim Liputan Pemkab Boyolali)

Solopos.com, BOYOLALI–Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa mengelola total kawasan hutan seluas sekitar 18.700 hektare. Dari luasan tersebut, sekitar 65% atau 12.235 hektare kawasan hutan masuk dalam wilayah Boyolali.

Ihwal luas wilayah hutan tersebut disampaikan Administratur/Kepala Kesatuan Pemangkuan hutan (KKPH) Telawa, Angkat Wijanto, saat melakukan audiensi dengan Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, di Ruang Nakula Kantor Bupati Boyolali, Rabu (15/5/2024).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Luas total hutan yang kami kelola 18.700 hektare, yang masuk wilayah kelola atau hutan wilayah administratif Kabupaten Boyolali itu ada 12.235 hektare. SDA [Sumber Daya Alam] ada beberapa jenis. Ada hutan produksi jati, jenis tanaman kayu putih yang diambil daunnya, kemudian ada tanaman biomassa,” ungkap Angkat seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Rabu.

Ia menjelaskan KPH Telawa di Kabupaten Boyolali mencakup tujuh kecamatan dan 60 desa. Tujuh kecamatan tersebut ada dari Juwangi, Kemusu, Wonosegoro, Wonosamodro, Karanggede, Klego, dan Andong.

Koran Solopos

KPH Telawa juga melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial (TJSL) yang menyasar masyarakat sekitar. Kegiatan TJSL yang dilaksanakan seperti kerja sama kemitraan, pemberdayaan, kemudian mempekerjakan masyarakat hutan.

Pekerjaan yang disediakan seperti bercocok tanam, melakukan persemaian penanaman pemeliharaan permanen, dan pengelolaan yang melibatkan masyarakat sekitar.

Selanjutnya soal ketahanan pangan, masyarakat sekitar kawasan hutan menanam kurang lebih 600 hektare komunitas jagung dengan hasil 1.500 ton dan menghasilkan sirkulasi keuangan sekitar Rp8,4 miliar berputar dalam satu tahun.

Emagazine Solopos

“Termasuk kami punya dana tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kami arahkan untuk kelangsungan hidup. Seperti pemberian bantuan sarana air bersih dengan penyaluran secara bertahap. Kami juga mempunyai tanggung jawab sosial terhadap masjid-masjid yang memerlukan. Harapannya masyarakat sejahtera, hutan lestari, berkepanjangan, fungsi-fungsi ekologi kultur sosial terpenuhi,” kata dia.

Dilansir laman perhutani.co.id pada Kamis (16/5/2024), KPH Telawa merupakan salah satu unit manajemen Perhutani di wilayah Divisi Regional Jawa Tengah. Luas wilayahnya meliputi kawasan hutan yang berada di Kabupaten Boyolali, Sragen, serta Grobogan.

Berdasarkan revisi Rencana Pengelolaan Hutan di Tingkat Kesatuan Pengelolaan Hutan (RKPH) jangka 2009-2018 untuk periode 2014-2018, kawasan hutan KPH Telawa memiliki area hutan produksi seluas 18.667,3 ha.

Interaktif Solopos

Secara terperinci, luasan hutan tersebut terdiri dari kawasan untuk perlindungan seluas 2.297,4 ha (12,3%), kawasan untuk produksi seluas 15.933 ha (85,4%), dan kawasan untuk pengguna penggunaan lain seluas 436,9 ha (2,3%).

Dalam audiensi tersebut , Bupati Said Hidayat berterima kasih dan mengapresiasi atas kerja sama yang sudah terjalin antara Pemerintah Kabupaten Boyolali dan KPH Telawa.

“Kami terbuka untuk terus berkoordinasi dan berkolaborasi bekerja sama untuk bagaimana penanganan atau langkah ke depan dengan sebaik-baiknya,” kata Said. Hal tersebut, tutur dia, agar prinsip 3P yaitu Profit, Planet, dan People yang diusung KPH Telawa dapat terpenuhi.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Belum Pasti Nyalon di Pilkada Karanganyar, Tony Hatmoko Tunggu Restu Orang Tua

Belum Pasti Nyalon di Pilkada Karanganyar, Tony Hatmoko Tunggu Restu Orang Tua
author
Rohmah Ermawati Kamis, 16 Mei 2024 - 09:03 WIB
share
SOLOPOS.COM - Tony Hatmoko. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR–Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Tony Hatmoko, belum memastikan langkah akan meramaikan bursa pemilihan kepala daerah (Pilkada) Karanganyar yang akan digelar pada 27 November nanti.

Meskipun, namanya telah resmi diusulkan DPC PKB Karanganyar sebagai bakal calon wakil bupati (cawabup). Tony mengaku belum mengantongi restu orang tua.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Selama Bapak Ibu saya belum nyuruh maju, maka saya nggak daftar mbak! Saya hanya nunggu bapak ibu saya,” kata Tony sekaligus menepis kabar dirinya akan mengambil formulir pendaftaran penjaringan bakal cabup dan cawabup di PDIP, ketika berbincang dengan Solopos.com, Kamis (16/5/2024) pagi.

Tony mengaku sejauh ini belum berkomunikasi dengan orang tuanya mengenai bursa pencalonan cabup-cawabup Pilkada Karanganyar termasuk bahwa namanya diusulkan resmi DPC PKB sebagai bakal cawabup.

Koran Solopos

Tony mengatakan maju dan tidaknya dirinya di kontestasi Pilkada Karanganyar tergantung dari restu kedua orang tuanya.

“Saya belum dipanggil Bapak Ibu saya! Saya maju atau tidak itu tergantung Bapak Ibu,” tuturnya.

Politikus senior PKB Karanganyar ini menanggapi santai namanya disebut-sebut masuk bursa dalam kontestasi Pilkada Karanganyar ini. Tony yang kini telah ditetapkan sebagai caleg terpilih DPRD Karanganyar periode 2024-2029, mengatakan tengah fokus menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai legislator.

Emagazine Solopos

Diketahui, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Karanganyar mengusulkan Tony Hatmoko dan Sulaiman Rosyid maju dalam bursa pemilihan bupati (pilbup) pada November 2024 nanti.

Selain kader senior di PKB, ketokohan keduanya belum ada yang menandingi di internal partai berlambang bola dunia ini. Usulan nama mereka telah diserahkan DPC PKB ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jawa Tengah.

Sebagai partai menengah, PKB mempersiapkan diri meramaikan Pilkada Karanganyar. Paling tidak, PKB mengincar kursi wakil bupati (wabup). Hal ini melihat hasil pemilihan legislatif (Pileg) 2024 kemarin, PKB dapat mempertahankan perolehan lima kursi wakilnya di DPRD Karanganyar.

Interaktif Solopos

Meski tidak mengalami kenaikan dari perolehan kursi, PKB mengalami peningkatan jumlah perolehan jumlah suara partai. Dari sebelumnya 50.300 di Pileg 2019, menjadi 56.000 lebih suara di Pileg 2024.

“Kami sudah berupaya maksimal dalam Pileg kemarin. Namun hasilnya kami memperoleh lima kursi,” kata Ketua DPC PKB Sulaiman Rosyid.

Meski demikian, dia mengakui PKB tak mampu mempertahankan kursi di posisi wakil ketua DPRD Karanganyar. PKB harus tersingkir dari Partai Demokrat yang perolehan suaranya lebih banyak, meski sama-sama memperoleh lima kursi.



Selepas Pileg dan Pilpres, PKB memanasi mesin partainya menghadapi Pilkada November nanti. Siapa nanti yang akan diusung, pihaknya menuturkan, masih menunggu instruksi dari DPW dan DPP PKB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories