SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JOGJA – Taman Pintar Yogyakarta menyuguhkan solusi edukasi pengolahan sampah melalui program “Taman Pintar Integrated Eco Management” dan “Zona Pengolahan Sampah Mandiri”. Melalui program ini, Taman Pintar bangkit untuk memprakarsai pengelolaan destinasi wisata yang lebih berwawasan lingkungan (sustainable tourism).

Program ini diresmikan oleh Wakil Walikota Jogja, Heroe Poerwadi, di Dome Area Gedung Oval Taman Pintar, Senin (20/5/2019). Progam ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi permasalahan sampah yang semakin mengemuka akhir-akhir ini.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Program Taman Pintar Integrated Eco Management berfokus pada tiga gerakan penting yaitu konservasi air, konservasi energi listrik, dan pengolahan sampah mandiri. Dengan tagline “awareness, action, agent“, program ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran (awareness) masyarakat untuk peduli lingkungan dan kemudian melakukan action yang mengurangi masalah lingkungan yang ada di sekitarnya. 

Dari tindakan peduli lingkungan yang selalui dilakukan, akan tumbuh kebiasaan dan keinginan untuk menyebarkannya kepada orang lain. Di situ masyarakat akan dilibatkan sebagai agent of change atau agen perubahan.

Konservasi air bertujuan untuk menghemat air bersih dan meminimalkan penggunaan air tanah dengan meningkatkan kegunaan air bekas pakai. Sistem hibrida dan filter memungkinkan air bekas wudhu untuk diubah menjadi air bersih dan digunakan kembali. Konservasi energi listrik dilakukan dengan edukasi menghemat penggunaan listrik di lingkungan internal Taman Pintar. 

Pengolahan sampah mandiri bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar memilah sampahnya sebelum dibuang dan mengolah sesuai dengan jenisnya, seperti pengolahan sampah organik di Zona Pengolahan Sampah Mandiri. Program ini sudah mulai dilaksanakan sejak bulan April 2019.

Dalam Zona Pengolahan Sampah Mandiri terdapat empat lokasi dengan edukasi cara mengolah sampah organik yang berlainan yaitu dengan biopori, komposter komunal, cacing, dan lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF). 

Zona ini dibangun sebagai lokasi pengolahan sampah organik milik Taman Pintar sekaligus wahana edukasi untuk pengunjung. Setiap metode pengolahan dilengkapi dengan papan informasi yang menjelaskan proses yang digunakan. 

Kedepannya pengunjung dapat turut serta mempraktekkan mengolah sampahnya sendiri. Pengunjung diharapkan mampu memahami proses pengolahan sampah organik yang sederhana dan mudah dilakukan. 

Sebanyak 60% sampah Indonesia adalah sampah organik, jika pengolahan sampahnya dapat diselesaikan sendiri maka masalah sampah akan cepat teratasi.

Rangkaian acara peresmian ditutup dengan meninjau pengaplikasian program konservasi air di Masjid Izul Ilmi Taman Pintar. Program dan zona ini diwujudkan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli pada lingkungan dan mampu mengolah sampahnya sendiri.

“Berawal dari kunjungan ke Taman Pintar, diharapkan akan menyebarkan manfaat positif mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga hingga masyarakat secara luas untuk menjadi agen pemberi solusi bagi masalah lingkungan di sekitar kita,” tulis pihak Taman Pintar Yogyakarta dalam rilisnya yang diterima Solopos.com, Selasa (21/5/2019). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya