SOLOPOS.COM - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 1 Anies Baswedan (kanan) meminta doa restu ke ibunya Aliyah Rasyid Baswedan (kiri) sebelum memulai hari pertama kampanye sesuai jadwal Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (28/11/2023). (Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Solopos.com, JAKARTA — Calon presiden (capres) yang diusung Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, menyebut pencalonan dirinya sebagai capres pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 bukanlah kehendaknya, tapi diamanatkan.

Dia menjelaskan, bahwa dirinya tidak mencalonkan diri, namun diamanati menjadi capres. Anies menganggap bahwa dirinya hanya seorang guru yang tidak memiliki uang dan partai politik.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Saya jadi capres dipanggil, tadi saya ceritakan, saya dipanggil dan diamanati calon presiden. Uang tidak punya, partai tidak ada, saya ini guru resminya,” kata Anies di Hotel Resinda, Karawang, Selasa (5/12/2023).

Meski hanya seorang guru, namun saat diamanati menjadi seorang capres dirinya memiliki tanggung jawab untuk membawa perubahan. Tidak hanya bercerita mengenai pencalonan menjadi capres, eks Gubernur DKI Jakarta ini juga menyinggung soal poster umbar janji yang banyak terpampang di berbagai titik.

Anies menilai bahwa poster janji tersebut sah saja dilakukan dan tidak boleh ada pelarangan dari umbar janji tersebut di masyarakat.

“Jadi kalau ada orang bawa poster jangan umbar janji salah itu posternya, harusnya posternya umbarlah janjimu, ku tagih nanti,” ujarnya.

Rekam Jejak Anies Baswedan

Anies Baswedan, capres nomor urut 1 lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Anies adalah anak dari Rasyid Baswedan sekaligus cucu dari H. Abdurrahman Baswedan (A. R. Baswedan). Nama kakek Anies cukup terkenal. Dia adalah pahlawan nasional dan dikenal sebagai nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan, diplomat, mubalig, dan sastrawan.

Anies adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Kedua adiknya bernama Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan. Sebelum masuk dunia politik, Anies dikenal sebagai seorang akademisi. Hal tersebut tak terlepas dari pengaruh orang tuanya.

Ayah Anies adalah dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), sedangkan ibunya (Aliyah Rasyid Baswedan) adalah dosen dan guru besar emeritus di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Anies Baswedan adalah lulusan S-1 Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada (UGM). Di kampus tersebut dia dikenal sebagai mahasiswa yang sangat aktif dan kritis, termasuk terhadap pemerintahan.

Dia melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Maryland, College Park, Amerika Serikat (AS). Pendidikan doktoral juga dilakukan di luar negeri, tepatnya di Northern Illinois University, AS.

Pada 2007 dia dilantik menjadi rektor Universitas Paramadina. Saat menjabat jabatan tersebut, Anies menjadi rektor termuda di Indonesia karena masih berusia 38 tahun.

Pada 2014 Anies Baswedan dipercaya Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Namun, pada 2016 dia dicopot dari jabatan tersebut.

Sejak 2017 hingga 2022 Anies adalah Gubernur DKI Jakarta. Pemberhentian Anies dari jabatan Gubernur DKI Jakarta tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 100/P Tahun 2022. Keppres tersebut dibacakan sebelum pelantikan Heru Budi Hartono sebagai penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya