SOLOPOS.COM - Pernikahan gagal karena mempelai pria tak datang (Viral4Real)

Mempelai pria tak protes sedikitpun tentang maskawin, dia han

Solopos.com, KABIN BURI – Secara umum teori maskawin adalah sebagai keseriusan mempelai pria untuk meminang seorang perempuan. Namun apa jadinya saat maskawin menjadi penyebab gagalnya pernikahan? Hal itu belum lama ini terjadi di Provinsin Pachinburi, Thailand. Mempelai pria yang tak hadir di prosesi pernikahan terancam tuntutan hukum.

Promosi BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Tingkatkan Layanan Finansial bagi PMI di Korsel

Sejatinya, pria bernama Boonyang Sawatdee,26 dijadwalkan akan menikah dengan kekasihnya, Arunee Jaengkrachang, 24, pada Sabtu (21/10/2017). Namun di waktu yang sudah dijadwalkan, rombongan dan tamu undangan dari mempelai pria tak kunjung datang.

Dilansir Bangkokpost, Senin (23/10/2017), prosesi pernikahan rencananya dilakukan di kediaman Arunee di Desan Khao Din, Distrik Kabin Buri. Harusnya prosesi pernikahan dimulai pukul 6 pagi waktu setempat.

Namun di waktu yang sudah ditentukan saudara Arunee mendapat telepon dari perwakilan mempelai pria. Kabarnya rombongan sudah berangkat dan meminta kelonggaran waktu karena akan terlambat. Keluarga Arunee dan tamu undangan menunggu sampai pukul sembilan namun mempelai pria dan rombongan tetap tak muncul.

Perwakilan keluarga Arunee mencoba mencari di kediaman Boonyang, namun didapati rumah kosong. Telepon pun tak lagi tersambung. Akhirnya pesta pun batal. Keluarga Arunee pun akhirnya menyadari, Boonyang tak datang karena tak mampu membayar maskawin di hari pernikahannya. Mengetahui alasan itu mempelai perempuan sempat histeris dan pingsan.

Dalam kesepakatan kedua keluarga, Boonyang menyetujui akan memberi maskawin berupa uang senilai 200.000 baht atau senilai Rp82 jutaan dan emas seberat 75,8 gram emas. Semua kesepakatan tak ada masalah hingga sebelum hari H. Bahkan di malam sebelum pernikahan Boonyang masih berkunjung ke kediaman Arunee untuk persiapan terakhir.

Dengan peristiwa ini ayah Arunee, Chaowarit Jaengkrachang, 48, mengaku sangat malu dan rugi secara finansial. Dia mengaku akan melakukan tuntutan hukum terhadap Boonyang dan keluarganya. Chaowarit mengaku telah membayar sekitar 66.000 baht atau setara dengan Rp27 jutaan untuk membayar resepsi dan katering.

“Kami sungguh merasa malu dan rugi karena tagihan untuk resepsi. Saya minta Boonyang mengganti semua kerugian materi untuk resepsi pernikahan. Keluarga kami juga akan mengajukan tuntutan hukum,” tegas Chaowarit seperti dikutip Bangkokpost.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya