SOLOPOS.COM - Ilustrasi penjara. (Dok. Solopos.com)

Solopos.com, NAIROBI — Francis Karuri merasa hidupnya telah berakhir karena harus mendekam di sel tahanan selamanya. Pria asal Kenya ini akhirnya memilih untuk memotong kejantanannya karena merasa sudah tidak dibutuhkan lagi.

Dilansir Dailymail, Rabu (25/12/2013), Karuri terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Darahnya mengalir terlalu deras sampai membuat kakinya tak kuat menopang tubuh. Beruntung nyawa Karuri akhirnya dapat tertolong. Sayangnya, pihak Rumah Sakit Kenyata Nasional harus mengamputasi kemaluannya yang tidak bisa diselamatkan.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Rekan satu selnya menduga Karuri cemburu lantaran sang rekan dan 50 orang tahanan lain mendapat pengampunan. Sementara Karuri tidak diberi grasi oleh Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta. Lelaki itu lalu memotong penisnya dan melanjutkan pekerjaan sebelum akhirnya petugas menemukannya pingsan di lantai berlumuran darah.

“Dia bilang tak perlu lagi bagian-bagian yang penting bagi hidupnya,” ungkap teman Karruri pada Nigerian Bulletin, Rabu (25/12/2013).

Napi lainnya menceritakan bagaimana Karuri di penjara. Karuri sangat ingin bisa bertemu keluarganya setelah mendekam di penjara selama 15 tahun. Namun harapannya itu kandas. Karuri sempat berharap namanya menjadi salah satu yang dibebaskan menjelang Natal. Namun ternyata Presiden tidak memasukkan dia ke dalam daftar. Dia mengaku sangat rindu berkumpul dan bertemu keluarga serta teman-temannya.

Karuri adalah seorang terpidana mati yang telah mendapat keringanan menjalani penjara seumur hidup. Kini dia harus menjalani sisa hidupnya tanpa organ vital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya