SOLOPOS.COM - Tim Polsek Sragen Kota memeriksa terompet di sebuah minimarket depan SMPN 1 Sragen, Senin (28/12/2015). (Istimewa)

Tahun baru 2016 diwarnai munculnya terompet sampul buku Iqro atau berisi tulisan Arab. Di Karanganyar, Polres memastikan tak ada penistaan agama.

Solopos.com, KARANGANYAR — Polres Karanganyar dan Kantor Kementerian Agama Karanganyar memastikan bahan membuat terompet tidak mengandung unsur penistaan terhadap agama. Polres Karanganyar menyita sepuluh terompet yang terbuat dari sampul buku Iqra.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Kertas dominan warna hijau bertulis huruf Arab berbunyi Iqra. Terompet disita dari indekos perajin terompet di Desa Brujul, Jaten, W, pada Senin (28/12/2015). Informasi yang dihimpun Solopos.com, dia membuat terompet menggunakan kertas sisa dari percetakan.

Sejumlah kertas yang digunakan ternyata sampul buku Iqra yang tidak dipakai percetakan. Polres Karanganyar menemukan sepuluh terompet berbahan sampul buku Iqra. Lima buah terompet sedang dijajakan pedagang terompet keliling di depan objek wisata Sondokoro Tasikmadu dan sisanya di rumah W. Tiap terompet dijual Rp7.000.

“Bukan sampul buku Iqra. Bukan sampul Alquran. Ini kertas cetakan enggak dipakai lalu dijual kiloan kepada masyarakat. Kertas itu terselip di antara tumpukan dan dipakai bikin terompet. Enggak menutup kemungkinan untuk bungkus cabai dan lain-lain,” kata Kapolres Karanganyar, AKBP Mahedi Surindra, saat menggelar kasus di Mapolres Karanganyar, Selasa (29/12/2015).

Dia menegaskan bahan membuat terompet bukan kertas berisi ayat Alquran maupun sampul Alquran. Dia meminta masyarakat tenang dan tidak mudah terprovokasi. “Kami minta masyarakat tenang. Ayat Alquran dan tulisan Arab harus dibedakan. Hasil pemeriksaan sementara tidak ada kesengajaan, tidak ada faktor penistaan agama,” tutur dia.

Hal senada disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Karanganyar, Mustain Ahmad. Mustain menyampaikan agar masyarakat Karanganyar bijak menyikapi temuan itu. Dia kembali menegaskan pernyataan Kapolres bahwa tidak ada tulisan atau isi Alquran pada bahan baku terompet.

“Terompet pakai sampul Alquran tidak ditemukan di Karanganyar. Ini berbahan kertas yang gagal cetak. Kemungkinan digunakan buku Iqra. Tidak ditemukan ayat Alquran yang disepakati umat Islam sebagai bentuk penghomratan kepada Allah. Jadi tidak ada unsur merendahkan nilai agama,” jelas dia.

Dia mengingatkan percetakan, perajin terompet, maupun konsumen cermat membeli. Dia juga berharap masyarakat dapat menyikapi persoalan secara bijak. “Semua pihak lebih hati-hati dan cermat. Supaya tidak salah mengerti dan terhasut orang-orang yang kurang paham agama atau ekstrem,” ungkap dia.

Sementara itu, Kapolres Karanganyar mengatakan akan memeriksa dan mengembangkan kasus ini. Terompet bikinan W dipasarkan ke 10 titik di Karanganyar. “Kami mengecek indekos W ada banyak terompet dan tumpukan kertas. Kami memeriksa beberapa orang yang mendapat kiriman dari W. Pembuat tidak ada sanksi hukum. Tetapi, kami masih mendalami dan investigasi. Termasuk kemungkinan apakah dia [W] bisa diproses secara hukum atau enggak.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya