SOLOPOS.COM - Seorang perempuan dan biarawati terlihat terharu saat menyaksikan keberangkatan Paus Benediktus XVI dari Vatikan ke tempat peristirahatan kepausan di Castel Gandolfo di luar Kota Roma. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Petugas Vatikan menyegel pintu apartemen pribadi Paus Benediktus XVI sebagai bagian tradisi dalam proses resmi saat seorang paus berakhir masa jabatan, baik karena meninggal dunia – atau terkait Benediktus – mengundurkan diri. Cincin dan stempel paus juga selanjutnya dihancurkan, menuruti tradisi juga sebagai pencegahan agar tak ada yang menyalahgunakannya selama tahta kepausan masih kosong. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

VATIKAN – Para kardinal dari seluruh dunia hari Jumat (1/3/2013) ini memulai proses untuk memilih paus baru yang menggantikan Paus Benediktus XVI, yang secara resmi mengundurkan diri Kamis malam kemarin.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut kebiasaan selama ini yang berangkat dari situasi bahwa pemilihan dilakukan karena paus yang menjabat meninggal dunia, proses pemilihan paus dimulai 15 hari sejak terjadinya Sede Vacante atau kekosongan Tahta Santo Petrus, istilah untuk tahta kepausan. Waktu 15 hari itu diambil dengan memperhitungkan masa perkabungan, upacara seremonial dan pemakaman paus yang wafat. Namun terkait pengunduran dirinya, yang baru terjadi kali pertama sejak 600 tahun, Paus Benediktus XVI telah menetapkan aturan baru bahwa proses ini bisa berlangsung lebih cepat.

Tulisan “Kami Akan Merindukanmu” diacungkan dari antara kerumunan para rahib Katolik saat mereka melepas keberangkatan Paus Benediktus XVI dari kompleks kepausan di Vatikan menuju tempat peristirahatan di Castel Gandolfo di luar Kota Roma dengan menggunakan helikopter AU Italia, Kamis (28/2/2013). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Proses pemilihan, yang secara formal akan dimulai Senin mendatang, antara lain akan terdiri atas pertemuan atau kongregasi umum, yang diikuti oleh para kardinal. Pertemuan tertutup ini biasanya akan membahas masalah-masalah aktual yang bisa mempengaruhi garis kebijaksanaan gereja ke depan. Puncak dari proses pemilihan ini adalah konklaf, atau pertemuan sangat rahasia dan tertutup yang hanya bisa diikuti oleh para kardinal yang berhak memilih dan dipilih menjadi paus yaitu mereka yang berusia di bawah 80 tahun.

“Diskusi yang akan berlangsung di kongregasi itu akan sangat penting sebagai ‘persiapan intelektual’ untuk memilih paus,” ujar Kardinal Sean O’Malley dari Boston, AS. Persiapan lain yang juga dilakukan untuk pemilihan paus – tentu saja – adalah peribadatan yang lebih intensif.

Seorang perempuan dan biarawati terlihat terharu saat menyaksikan keberangkatan Paus Benediktus XVI dari Vatikan ke tempat peristirahatan kepausan di Castel Gandolfo di luar Kota Roma. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Konklaf adalah proses pemilihan pemimpin yang paling rahasia dan rumit di dunia. Dalam pemilihan ini tak ada kandidat yang diumumkan secara terbuka, apalagi lagi dengan kampanye. Para kardinal yang berhak pilih atau kardinal elektor juga belum tentu mengenal dengan baik atau akrab semua kardinal lain yang mengikuti proses konklaf. Mereka juga juga harus bersumpah untuk tidak mengungkapkan apa pun terkait apa yang terjadi di dalam konklaf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya