SOLOPOS.COM - Polisi menata barang bukti saat mengungkap korban kasus penipuan yang diduga dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (3/10/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Didik Suhartono)

Taat Pribadi ditangkap terkait kasus pembunuhan dan penipuan miliaran rupiah.

Solopos.com, PROBOLINGGO — Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi menjadi sorotan publik, menyusul ditangkapnya pemimpin di Padepon Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Ketua Yayasan Dimas Kanjeng, Marwah Daud Ibrahim, sebagaimana dikutip dari Okezone, Senin (3/10/2016),  mengatakan padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sudah memiliki badan hukum sejak tahun 2011 silam.

Praktik penipuan dengan modus penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi baru terkuak pada 20 Februari 2016 sejak Muhammad Ainul Yaqin melaporkan Taat Pribadi menipunya dengan nilai uang yang cukup fantastis yakni Rp25 miliar.

Butuh waktu lima tahun, korban mau melaporkan praktik yang dilakukan Taat Pribadi dengan kedok ilmu bisa menggandakan uang. Bahkan setelah laporan di Polri tersebut, terungkap kasus pembunuhan dua anggota padepokan yakni Ismail Hidayah dan Abdul Ghani.

Rentetan korban penipuan Taat Pribadi pun bermunculan. Satu persatu mulai melaporkan telah ditipu dengan nilai Rp830 juta, Rp1,5 miliar. Bahkan yang terakhir nilainnya luar biasa Rp200 miliar.

Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul menjelaskan, korban penipuan Taat Pribadi baru melapor karena proses untuk menjadi pengikut pria asal Probolinggo, Jawa Timur itu tidak mudah.

“Proses orang mau ikut menjadi pengikut tidak mudah menurut keterangan pengikut yang ada. Pada saat penyampaian mahar itu ditekankan sekali perlu keikhlasan yang luar biasa,” kata Martinus di Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (3/10/2016).

Karena pengikut Taat Pribadi ini mengharapkan pengembalian mahar yang akan digandakan itu, sehingga membuat mereka bungkam hingga lima tahun.

“Tentu kemudian pengembalian mahar yang katanya digandakan yang membuat mereka diam, taat, patuh dan setia tehadap yang apa saja yang menjadi instruksi dari Taat Pribadi,” katanya.