SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang (Antara-R. Rekotomo)

Solopos.com, SOLO – Hasil survei Lembaga Indikator menunjukkan persepsi masyarakat cenderung memilih pemerintah memprioritaskan perekonomian ketimbang kesehatan. Hal itu ditandai dengan kondisi ekonomi yang dinilai makin buruk.

Dalam survei yang digelar pada 13-16 Juli 2020, Indikator menemukan 47,9 persen responden menyatakan lebih memprioritaskan masalah perekonomian. Selain itu, 45 persen lainnya memilih prirotas kesehatan.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Sebaliknya, jika dibanding dengan persepsi pada Mei 2020, 60,7 persen responden lebih memprioritaskan masalah kesehatan. Sedangkan, hanya 33,9 responden memilih perekonomian.

"Saat ini, antara kesehatan dan perekonomian tampak lebih berimbang, secara statistik tidak berbeda signifikan. Namun demikian, dibanding temuan sebelumnya, terjadi peningktan signifikan pada kelompok warga yang berpendapat bahwa sebaiknya pemerintah memprioritaskan ekonomi. Sementara prioritas kesehatan menurun signifikan," kata Lembaga Indikator, sebagaimana rilis kepada Solopos.com, Selasa (21/7/2020).

Satu Ruang Kelas di SMAN 1 Wuryantoro Wonogiri Terbakar

Tak hanya itu, dari segi ekonomi nasional, persepsi publik menyatakan 57 persen buruk, 19,6 persen sedang, dan 12,2 persen sangat buruk. Sisanya, 1,4 persen responden memilih tidak tahu/tidak jawab.

Tren persepsi kondisi ekonomi nasional pada Juli 2020 menunjukkan 9,8 persen responden menyatakan baik, 19,6 persen sedang, dan 69,2 persen buruk. Kondisi itu lebih baik ketimbang pada Mei 2020, yakni baik 6,7 persen, sedang 8,9 persen, dan buruk 81,0 persen.

Kendati demikian, angka ini menjadi yang terburuk sejak Oktober 2004. Pada saat itu, responden menyatakan tren ekonomi nasional dalam keadaan baik 13,4 persen, sedang 37,3 persen, buruk 48,1 persen, dan tidak tahu/tidak jawab 1,3 persen.

"Persepsi terhadap ekonomi terburuk sejak tahun 2004. Namun, dalam dua bulan terakhir, penilaian atas kondisi ekonomi nasional perlahan cenderung membaik," sambung Indikator.

Kasus Covid-19 Melonjak, Klaten Masuk Zona Merah

Pendapatan Rumah Tangga

Dibandingkan tahun lalu, sebagian besar responden menyatakan ekonomi rumah tangganya pascapandemi Covid-19 lebih buruk. Dilihat secara statistik, ada 58,5 persen responden menyatakan lebih buruk, 13,0 persen jauh lebih buruk.

Selain itu, ada 18,4 persen menyatakan tidak ada perubahan, 8,1 persen lebih baik, dan 1,3 persen jauh lebih baik.

Dari segi pendapatan rumah tangga, 75,7 persen responden menyatakan turun. Hanya 20,1 responden yang menyatakan pendapatannya tetap dan 1,6 persen menyatakan naik.

"Kondisi ekonomi rumah tangga tampak membaik, yang menilai membaik secara perlahan tampak meningkat. Pendapatan juga menunjukkan sedikit perbaikan. Ada sedikit yang penadapatannya mulai pulih," terang redaksi Indikator.

Survei itu digelar Lembaga Indikator, 13-16 Juli 2020. Ada 1.200 responden dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Panitera Meninggal Kena Covid-19, Sidang Kasus Korupsi RSUD Sragen Ditunda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya