SOLOPOS.COM - Ketum PDIP Prof.Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri melakukan foto bersama seusai memberikan pembekalan kepada anggota Fraksi PDIP di DPR RI yang berlansung secara tertutup di Sekolah Partai, di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (8/4/2023). ANTARA/HO-PDIP

Solopos.com, SOLO — Hasil survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan  turun, namun tetap unggul dan jadi yang paling banyak dipilih, disusul Partai Gerindra. 

Elektabilitas PDI Perjuangan dari 19,3 persen pada Februari menjadi 16,4 persen pada April. Sementara, Partai Gerindra mengalami kenaikan dari 12,1 persen pada survei Februari menjadi 15 persen pada April 2023.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Tidak menutup kemungkinan, Gerindra bisa menggeser PDI Perjuangan dalam peta elektabilitas partai politik ke depan,” ujar peneliti senior CPCS Hatta Binhudi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (17/4/2023), mengutip Antara.

Hatta mengatakan bahwa publik menyoroti sikap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster, dua kepala daerah kader PDI Perjuangan yang menolak kehadiran tim Israel pada Piala Dunia U20.

Hal tersebut berdampak pada penurunan elektabilitas, yang menurut Hatta, tidak bisa dipandang sebagai fenomena sesaat.

“Piala Dunia U20 menjadi game changer bagi perubahan peta politik, di mana terjadi pergeseran magnet politik dari PDI Perjuangan ke koalisi besar pendukung Prabowo Subianto,” jelasnya.

Hal itu tercermin dari naiknya elektabilitas Partai Gerindra dan Prabowo Subianto serta sebaliknya, turunnya elektabilitas PDI Perjuangan dan Ganjar Prabowo. 

Dampak selanjutnya, tambah Hatta, posisi tawar PDI Perjuangan menurun ketika muncul usulan untuk bergabung ke koalisi besar.

“Keinginan PDI Perjuangan untuk mendapatkan jatah calon presiden (capres) bisa kandas, seiring menguatnya Gerindra dan Prabowo,” katanya.

Koalisi besar, yang berpeluang mengusung Prabowo sebagai bakal capres, juga beranggotakan antara lain Partai Golkar (8,3 persen) dan PKB (6,6 persen), di mana Partai Golkar tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan PKB bersama Partai Gerindra membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Partai-partai lain juga menyatakan tertarik untuk bergabung dalam koalisi besar, di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (5,8 persen). Lebih lanjut, ada PPP (2,4 persen), PAN (2,1 persen), Perindo (1,5 persen), dan PBB (0,4 persen).

Sementara itu, poros lainnya didominasi oleh partai-partai oposisi yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yaitu Demokrat (6 persen) dan PKS (4,5 persen). Satu-satunya partai di kubu Pemerintah yang juga anggota KPP adalah Partai NasDem (2,8 persen).

Partai yang belum secara terbuka menyatakan bergabung ke koalisi mana pun ialah Partai Gelora (1,3 persen), Partai Ummat (1,1 persen), Partai Hanura (0,3 persen), PKN (0,1 persen), Partai Garuda (0 persen), dan Partai Buruh (0 persen).

Sementara itu, masih ada yang menyatakan tidak tahu atau tidak jawab sebanyak 25,4 persen.

elektabilitas pdip turun tapi unggul
Hasil survei CPCS terkait elektabilitas partai politik, Senin (17/4/2023). (ANTARA/HO-CPCS)

Elektabilitas PDI Perjuangan yang tak sejalan dengan tingkat kepuasan terhadap Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf mencapai 78,3 persen.

“Tingkat kepuasan terhadap Pemerintahan Jokowi pada ujung periode kedua mencapai 78,3 persen,” ujar Peneliti Senior CPCS Hatta Binhudi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan sebesar 11,0 persen merasa sangat puas terhadap kinerja Jokowi. Sebaliknya, hanya ada 19,1 persen yang merasa tidak puas, di antaranya 0,8 persen merasa tidak puas sama sekali dan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebanyak 2,6 persen.

Menurut Hatta, tingkat kepuasan yang terjaga tetap tinggi pada kurun setahun menjelang pemilu mencerminkan optimisme yang kuat di mata publik.

Tercatat tingkat kepuasan sebesar 78,5 persen pada survei bulan Desember 2022 dan 77,8 persen pada Februari 2023.

“Hal ini menarik, mengingat masa jabatan Jokowi akan segera berakhir tetapi tingkat kepuasan masih sangat tinggi, sesuatu yang sulit dicapai pada masa kepemimpinan sebelumnya,” ujar Hatta.

Survei CPCS dilakukan pada 1-7 April 2023, dengan mewawancarai secara tatap muka terhadap 1.200 responden yang mewakili 34 provinsi. 

Metode survei tersebut adalah multistage random sampling, dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

survei kepuasan jokowi
Hasil survei CPCS terkait kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, diterima di Jakarta, Senin (17/4/2023). (ANTARA/HO-CPCS)

Sumber: Antara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya