SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

JAKARTA – Pasar surat utang domestik hari ini diperkirakan masih akan bergerak dalam rentang yang terbatas di tengah bervariasinya sentimen eksternal dan minimnya sentimen dari dalam negeri.

Promosi BRI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terpancing Isu Uang Hilang di Medsos

Analis obligasi PT Sucorinvest Central Gani Ariawan mengatakan sentimen positif dari eksternal hadir seiring keluarnya data–data ekonomi AS seperti angka penjualan rumah baru, kepercayaan konsumen, dan indeks harga rumah yang mengalami kenaikan lebih tinggi dari perkiraan sehingga meningkatkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi di negara tersebut.

Selain itu, sambungnya, adanya pernyataan gubernur bank sentral AS bahwa masih akan berlanjutnya program pembelian surat utang oleh The Federal Reserves, juga menambah optimisme investor terhadap kondisi AS.

Disisi lain, masih adanya kebuntuan dalam pemilu parlemen di Italia meningkatkan kekhawatiran akan gejolak baru di wilayah Eropa. “Adanya sentimen eksternal yang masih bervariasi ini diperkirakan akan mendorong pelaku pasar surat utang Indonesia cenderung wait and see dan berpotensi memicu pergerakan pasar yang relatif terbatas,” katanya dalam riset harian, Rabu (27/2/2013).

Menurutnya, pelaku pasar juga masih akan menunggu angka inflasi Februari yang akan diumumkan BPS akhir pekan ini.

Pada perdagangan kemarin, Selasa (26/2/2013), pasar surat utang Indonesia melemah terbatas seiring adanya sentimen negatif dari eksternal. Pelemahan terbatas ini dimotori oleh SUN bertenor menengah dan panjang yang mana yield SUN bertenor menengah dan panjang rata–rata hanya mengalami kenaikan tipis 1 basis poin, sementara yield tenor pendek relatif tidak banyak berubah dari penutupan hari sebelumnya.

Yield SUN acuan bertenor 10 tahun naik 2 basis poin ke level 5,30% pada perdagangan kemarin. Seri FR0063 menjadi SBN dengan transaksi teraktif di pasar sekunder dengan volume perdagangan mencapai Rp1,5 triliun. Pada perdagangan obligasi korporasi, INDF05 menjadi obligasi yang paling banyak ditransaksikan di pasar dengan volume perdagangan mencapai Rp62,0 miliar.

Berkebalikan dengan pasar obligasi berdenominasi rupiah, harga obligasi pemerintah berdenominasi dollar menguat terbatas di sepanjang kurva kemarin. Yield Indo-17, Indo-22, dan Indo-42 masing–masing turun sebesar 2 basis poin, 3 basis poin, dan 1 basis poin ke level 2,30%, 3,21% dan 4,64%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya