SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) rata-rata industri perbankan di awal tahun 2011 naik tipis sebesar 1 bps menjadi 11,98%. Bank Indonesia (BI) mencatat naiknya SBDK ini didorong oleh kenaikan suku bunga pada kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang naik sampai 5 bps.

Sementara suku bunga kredit kelompok bank asing justru mengalami penurunan cukup signifikan yakni mencapai 12 bps.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Demikian hasil Operasi Pasar Terbuka (OPT) pada pekan pertama atau sampai 5 Januari 2011 yang disampaikan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah di Jakarta, Rabu (12/1).

“SBDK rupiah perbankan naik 1 bps menjadi 11,98% yang disebabkan naiknya SBDK pada kelompok bank Swasta sebesar 1bps dan BPD sebesar 5 bps. Sedangkan SBDK kelompok Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) dan Campuran turun masing-masing sebesar 12 bps dan 1bps. Adapun kelompok bank Persero tidak mengubah SBDK-nya,” ungkap Difi.

Difi menambahkan untuk suku bunga deposito secara rata-rata juga mengalami kenaikan sebesar 1 bps. Kenaikan rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan terjadi pada kelompok BPD dan bank Campuran dimana yang tertinggi pada kelompok bank Campuran sebesar 8 bps.

“Namun suku bunga deposito kelompok bank asing turun 10 bps dan untuk kelompok bank persero dan Swasta suku bunga depositonya tetap,” terang Difi.

Pada instrumen valas, SBDK dan rata-rata suku bunga deposito 1 bulan naik 3 bps. Difi mengatakan pergerakan suku bunga yang cukup besar terjadi pada kelompok bank asing yang menurunkan SBDK valas sebesar 8 bps, dan kelompok bank Campuran yang suku bunga depositonya turun 7 bps.

Berdasarkan jenis penggunaannya, Difi menyampaikan pada awal tahun 2011, suku bunga kredit efektif perbankan mengalami pergerakan yang cukup bervariasi. Kredit Investasi, sambung Difi baik rupiah dan valas meningkat, sedangkan kredit konsumsi efektif rupiah dan kredit modal kerja efektif valas turun.

“Jika dilihat per kelompok bank, pergerakan yang cukup besar terjadi pada kelompok bank Campuran antara lain menaikkan kredit investasi efektif rupiah sebesar 21 bps, dan kredit modal kerja efektif valas sebesar 16 bps,” ujar Difi.

dtc/tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya