SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

MOSKOW--Spekulasi bahwa kesalahan manusia (human error) menyebabkan jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 terus berembus. Hasil uji simulator yang digelar di pusat riset penerbangan Rusia menunjukkan, kesalahan pilot diduga sebagai faktor kecelakaan tersebut.

Dalam uji simulator itu disimulasikan berbagai situasi darurat dan disimpulkan bahwa tak ada satu pun dari situasi tersebut yang bisa menyebabkan jatuhnya pesawat. Demikian seperti diberitakan harian Izvestia dan dilansir kantor berita Ria Novosti, Jumat (11/4/2012).

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Simulasi ini dilakukan di pusat pelatihan pilot di Zhukovsky, dekat Moskow. Menurut sumber di pusat pelatihan tersebut, sistem Terrain Awareness and Warning System (TAWS) di kokpit pesawat SSJ-100 memberitahukan pilot soal penghalang-penghalang yang akan ditemui.

“Anda tak bisa begitu saja melewatkan sinyal peringatan: jika ada bahaya, sistem memasukkan pesan peringatan ke display pusat dan indikator cahaya merah serta tanda peringatan pun menyala,” kata sumber tersebut.

“Selain itu, sistem otomatis bisa mengintervensi untuk mencoba membantu pesawat menghindari tabrakan,” imbuhnya.

Menurut sumber tersebut, pilot kemungkinan mematikan sistem peringatan untuk berbicara dengan para penumpang. Menurut pakar lain di pusat riset tersebut, pilot juga mungkin “berhenti memperhatikan” sistem peringatan dikarenakan pesawat nyaris senantiasa berada di wilayah pegunungan.

Namun pakar-pakar keselamatan penerbangan lainnya menyebut hasil simulasi tidak memberikan gambaran lengkap. “Tes-tes di simulator tidak memberikan gambaran penuh,” kata pakar yang tidak disebutkan namanya itu kepada Prime News agency. Menurutnya, gambaran situasi baru akan jelas setelah ditemukannya rekaman data penerbangan pesawat.

Seorang pakar lain menyebutkan tiga kemungkinan terkait TAWS. “Ada tiga kemungkinan: pertama itu tidak bekerja, kedua itu dimatikan atau mereka tidak memperhatikannya, atau bahwa itu memberikan indikasi yang keliru,” tuturnya.

Di sisi lain, komunikasi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semalam langsung ditindaklanjuti. 78 Ahli dari Rusia akan membantu investigasi kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.

“Tim dari Rusia sudah datang kemarin dan sudah mulai bekerja, bertemu dengan instansi Indonesia, Basarnas dan KNKT. Sudah ada persiapan tindakan-tindakan bersama. Pesawat tadi malam dan besok. Pesawat yang pertama membawa 41 ahli. Pesawat yang kedua 37 orang dari Rusia,” jelas perwakilan KNKT Rusia.

Hal itu disampaikan perwakilan KNKT Rusia dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (11/5/2012).

Sesuai dengan peraturan dan prosedur, mereka akan bekerja sepanjang 12 bulan mengambil semua langkah yang diperlukan.

Sementara Dubes Rusia untuk Indonesia Alexander A Ivanov mengatakan para ahli dari Rusia akan membawa peralatan lengkap untuk keperluan investigasi.

“Saya perlu sampaikan bahwa dari pemerintah Rusia sungguh-sungguh ingin menyelesaikan dan membantu invstigasi dalam beberapa waktu akan datang pesawat dari Rusia akan datang dengan perlengkapan dalam rangka investigasi kita kerja sama ini kita lakukan agar betul-betul tuntas,” jelas Ivanov

Seperti diketahui, pesawat Sukhoi Superjet 100 melakukan joy flight dari Bandara Halim Perdana Kusuma dalam rangka promosi kepada konsumennya. Setelah berhasil pada penerbangan pertama, pesawat yang mengangkut penumpang dari berbagai kalangan termasuk lima wartawan itu, hilang kontak dan ditemukan di kawasan gunung Salak pada Kamis (10/5/2012) pagi oleh tim SAR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya