SOLOPOS.COM - Emirsyah Satar saat masih menjabat Dirut Garuda Indonesia, Kamis (11/12/2014). (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Suap Rolls-Royce diyakini KPK tak terkait Garuda. Namun, KPK menyebut adanya aliran dana.

Solopos.com, JAKARTA — Setelah menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Tbk, Emirsyah Satar, KPK juga mengungkap adanya dana aliran terkait kasus dugaan suap Rolls-Royce itu. Namun, KPK memastikan kasus ini tidak terkait perusahaan.

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Pimpinan KPK, Laode M. Syarif, dalam wawancara jarak jauh yang ditayangkan live oleh Kompas TV, Jumat (20/1/2017) sore. Namun, dia enggan mengungkapkan dari mana dan ke mana saja aliran dana tersebut.

“Itu terlalu teknis. Memang ada aliran uang, tapi ke mana saja tidak bisa saya sampaikan di sini,” kata Laode.

Sejauh ini, KPK baru menyebutkan dua orang sebagai tersangka, yaitu Emirsyah dan Soetikno Soedarjo, bos Mugi Rekso Abadi (MRA). Uang suap yang diduga diterima dari Rolls-Royce melalui Soetikno mencapai Rp20 miliar lebih, termasuk dalam bentuk barang.

Terkait kemungkinan nama lain yang terlibat dalam kasus ini, Laode menyatakan tetap ada kemungkinan. Namun, sementara itu penyidikan dikonsentrasikan penyidik terhadap kedua nama tersebut.

“Kami sudah memeriksa yang banyak orang, salah satunya pada pengurus Garuda sekarang, termasuk [pejabat] sebelumnya, orang-orang yang dianggap mengetahui kejadian ini, baik di Indonesia maupun luar negeri,” lanjut Laode.

Selain itu, Laode memastikan kasus ini merupakan kasus suap murni yang tak melibatkan Garuda Indonesia. “Kami sangat menghargai manajemen Garuda sekarang. Mereka memberikan akses cukup baik ke KPK. Semua informasi yang dibutuhkan KPK disuplai dengan baik.”

Menurutnya, pengungkapan kasus ini cukup lama karena tergolong kasus yang sulit. Kasus ini melibatkan sedikitnya tiga atau empat negara. Penyelidik KPK pun harus ekstra keras menemukan alat bukti dan harus bekerja sama dengan lembaga antirasuah di negera lain.

Seperti diketahui, bukti-bukti kasus skandal suap Roll-Royce terkait pengadaan mesin pesawat Airbus A330 ini berasal dari dua lembaga antikorupsi, yaitu Serious Fraud Office (SFO) di Inggris dan Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) Singapura.

“Kami tukar-menukar informasi setelah kerja lama, baru kita ungkapkan sekarang. SFO tidak hanya melakukan penyeldikan yang di Indonesia, tapi juga hubungan Rolls Royce di negara lain, seperti China, Brazil dan lain-lain.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya