SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Anggaran studi banding DPR meningkat tajam. Namun hasilnya, hampir tidak terlihat.

Saat studi banding, para anggota dewan itu dinilai hanya 30 persen bekerja, sisanya 70 persen untuk senang-senang.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Pendapat itu disampaikan Manajer Pusat Informasi Antikorupsi Transparansi Internasional Indonesia (TTI) Ilham Saenong dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Senayan Bawah, Jakarta Selatan, Senin (20/9).

“Kita tidak bisa melihat kunjungan ini menghasilkan sesuatu yang maksimal, masalah waktu dan apa yang mereka kaji saja sudah salah.Saya melihat waktu berkunjung mereka hanya 20 persen sampai 30 persen yang digunakan untuk kerja sisanya hanya untuk senang-senang,” kata Ilham.

Ilham mengatakan, selama ini studi banding yang dilakukan oleh DPR kurang efektif dan tidak akuntabel. Para anggota dewan itu tidak pernah mempertanggungjawabkan substansi dan anggaran yang digunakan.

Menurut Ilham, DPR semestinya tidak perlu terlalu banyak melakukan studi banding. Jika pun hal itu perlu dilakukan, DPR sebaiknya mengirim ahli bukan berangkat sendiri.

“Lagipula, akses informasi dengan berbagai cara bisa dilakukan,” kata Ilham.

Namun menurut Ilham, bukan berarti studi banding tidak diperlukan. Namun semua itu perlu dikaji kembali. “Agar lebih efektif dan hasilnya nyata,” kata Ilham.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya