SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Makassar— Struktur kepemimpinan Nahdlatul Ulama (NU)  masih tetap menghargai senioritas, sehingga dalam pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar ke-32 NU diprediksi yang terpilih adalah yang lebih senior dan kharismatik.

“Struktur organisasi yang profesional di lingkup NU itu, sangat menghormati senioritas, menghormati kiai atau ulamanya, sehingga kemungkinan yang akan terpilih masih menggunakan pola itu,” kata Peninjau asal Universitas Chiba, Jepang Mitsuo Nakamura di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Jumat (26/3).

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Menurut dia, meskipun dalam perjalanan Ormas Islam itu sudah mengalami pembaharuan, namun struktur kepemimpinan itu masih yang mengedepankan senioritas itu masih dijunjung tinggi.

Lebih jauh guru besar emeritas ini mengatakan, meskipun prinsip demokrasi pada Ormas Islam NU juga berjalan secara institusional, namun memilih pemimpin yang ‘dituakan’ rupanya sudah menjadi konvensi organisasi.

Sementara itu, pada pelaksanaan Muktamar ke-32 NU yang telah berlangsung selama empat hari terakhir, sempat mengemuka enam nama kandidat ketua umum PBNU.

Keenam nama tersebut adalah Said Aqil Siraj, Ahmad Bagja, Salahuddin Wahid, Masdar Fuad Mas’udi, Slamet  Efendy Yusuf dan Ali Maschan Moesa. Bahkan Andi Jamaro sebagai putra daerah Sulsel turut diwacanakan akan masuk bursa calon ketua umum PBNU.

Konstalasi penguatan kandidat yang diprediksi masuk bursa pencalonan ketua umum PBNU kemudian berubah pada Jumat (26/3), dengan mengerucutnya dua nama yang diunggulkan yakni Said Aqil Siraj dan Salahuddin Wahid.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya