SOLOPOS.COM - Sri Lanka bangkrut akibat krisis ekonomi parah disebut tak begitu berdampak bagi Indonesia. (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA–Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad mengingatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani atas dampak politik dan ekonomi dari Sri Lanka yang bangkrut.

Kamrussamad menyatakan dilihat dari segi perdagangan, Sri Lanka bangkrut secara langsung tidak memmiliki efek besar ke Indonesia.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Hal ini karena kontribusi baik untuk ekspor maupun impor, tidak mengganggu baik neraca perdagangan maupun cadangan devisa negara.

Dari data ekspor Indonesia ke Sri Lanka tercatat hanya sekitar 0,16% dari total ekspor Indonesia pada 2021.

Sementara Impor RI dari Sri Lanka sekitar 0,03% dari total impor Indonesia pada tahun lalu.

Baca Juga: Gotabaya Rajapaksa, Ahli IT yang Dipaksa Mundur dari Presiden Sri Lanka

“Meski tidak ada dampak langsung, tetap ada risiko dampak dari Sri Lanka bangkrut, yang tidak langsung yang perlu diwaspadai, yaitu meluasnya krisis ke negara lain. Apalagi tanda-tanda Sri Lanka bangkrut ditunjukkan dengan kenaikan harga kebutuhan pokok. Dan ini sedang terjadi juga di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (12/7/2022).

Dia juga memberikan contoh krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia beberapa tahun silam. Menurut dia, tidak ada yang mengira Indonesia dan negara-negara di Asia hampir bangkrut akibat krisis yang terjadi pada 1998.

Meski pada 1996 pertumbuhan ekonomi Indonesia 8%, dia mengatakan pada 1997, Indonesia dihantam krisis cadangan devisa dan valuta asing.

“Jika tidak ada pemulihan saat Sri Lanka bangkrut, potensi meluasnya krisis ekonomi baik di Asia maupun kawasan lainnya semakin besar. Risiko tidak langsung ini perlu diantisipasi Menkeu Sri Mulyani. Sebab jika terjadi, dampaknya akan sangat besar,” jelas dia.

Buntut Panjang krisis moneter dan energi di Sri Lanka yang mengakibatkan Sri Lanka bangkrut mendorong Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mengundurkan diri seusai para demonstran menyerbu kediamannya.

Baca Juga: Negara Kacau, Presiden dan Perdana Menteri Sri Lanka Siap Mundur

Pada Sabtu (9/7/2022), ribuan orang dari seluruh pelosok Sri Lanka berbaris menuju ke istana negara yang merupakan kediaman resmi presiden di ibukota Kolombo untuk menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Aksi demonstran yang membanjiri istana negara tersebut belakangan jadi sorotan hangat di berbagai lini masa media sosial.

Insiden demonstrasi tersebut seakan membangkitkan kembali ingatan akan pengepungan US Capitol yang terjadi pada 6 Januari 2021 lalu. Pada 5 Juli 2022, Perdana Menteri petahana Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan bahwa negaranya resmi dinyatakan “bangkrut”.

Menyusul hal itu, Sri Lanka dilaporkan tengah bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) untuk menghidupkan kembali ekonomi negara tersebut.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul DPR Ingatkan Sri Mulyani Soal Dampak Krisis Sri Lanka ke Indonesia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya