SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Jumat (2/6/2023).

Solopos.com, JAKARTA–Harian Umum Solopos edisi hari ini, Jumat (2/6/2023), mengangkat headline tentang sosok calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi para calon presiden (capres) saat ini masih terus menjadi bahan pembicaraan.

Diberitakan Solopos hari ini, kata-kata “sebentar lagi” berkali-kali diucapkan para pembesar partai ketika ditanya siapa cawapres yang akan dipasang. Salah satunya diucapkan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera. Dia mengatakan tak lama lagi cawapres untuk Anies Baswedan akan diumumkan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Tunggu bentar lagi,” ujar Mardani kepada Bisnis Indonesia, Kamis (1/6/2023). Sebelumnya Mardani mengakui pembahasan nama cawapres untuk Anies sudah mengerucut sehingga dalam waktu dekat bisa diumumkan.

Dia menjelaskan, Tim Kecil yang terdiri atas perwakilan Anies dan tiga partai pengusungnya sudah lama membahas nama cawapres yang dirasa paling tepat. Oleh sebab itu, dalam satu atau dua hari ke depan pasangan Anies dapat disampaikan ke publik.

Tak hanya itu, dia menyatakan kandidat cawapres Anies sudah mengerucut ke tiga nama yaitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan (Aher).

Mardani mengungkapkan salah satu dari ketiga nama itu sudah 80% pasti yang akan menjadi cawapres Anies. Meski demikian, dia tak menutup kemungkinan nama lain yang tiba-tiba muncul.

Terpisah, capres Ganjar Pranowo mengatakan akan menghormati keputusan partai politik (parpol) terkait pembahasan cawapres yang akan mendampinginya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Intinya, proses ini sedang berlangsung. Kami menghormati partai-partai yang sekarang sudah mengusung dan insyaallah dalam beberapa waktu pendek ini akan ada partai lagi yang bergabung,” ujar Ganjar dalam konferensi pers seusai peresmian Rumah Aspirasi Relawan Pemenangan Ganjar Presiden 2024, Jakarta Pusat, Kamis.

Simak selengkapnya di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Jumat (2/6/2023).

Giliran Perempuan Pimpin Solo

Perempuan didorong menjadi opsi untuk Wali Kota Solo pada periode berikutnya. Dalam hal pemimpin perempuan, Kota Solo “kalah” dari wilayah lain di Soloraya yang sudah mengalami kepemimpinan kaum perempuan.

Hal itu mengemuka dalam acara dialog Rembug Kutha Sala yang diselenggarakan Komunitas Muda Visioner di Tea Room Resto Omah Sinten, Kecamatan Banjarsari, Solo, Kamis (1/5/2023). Para peserta didominasi orang muda, mulai dari mahasiswa, pegiat sosial kemasyarakatan, hingga pengusaha.

Salah satu peserta Rembug Kutha Sala, Purwono, menyatakan ingin Solo dipimpin perempuan. Dia mempertanyakan kenapa Solo tidak memunculkan sosok perempuan sejauh ini. Persiapannya bisa dilakukan sejak sekarang untuk Pilkada 2024.

Menurut dia, Kota Solo belum pernah dipimpin sosok perempuan sejauh ini. Perempuan dinilai memiliki sifat lemah lembut dan punya perasaan.

“Membangun itu tidak hanya fisiknya saja tapi attitude [perilaku], etika, karakter, perempuan mendidik anaknya dengan kasih sayang, dan ada harapan menjadi orang. [Jika] Karakter itu diberikan kekuasaan memimpin kota maka ada sentuhan sebagai ibu ada cinta kasih, peradaban yang dibangun, perempuan dikasih sebuah jabatan politik,” jelasnya.

Purwono menyebut sejumlah peserta Rembug Kutha Sala memiliki potensi menggantikan Gibran, antara lain Rektor Universitas Surakarta (Unsa) Astrid Widayani dan Ketua DPD Partai Golkar Kota Solo, Sekar Krisnauli Tandjung.

“Kita mulai menjaring itu, siapa pun boleh dimunculkan. Inilah keinginan kita. Kita dengarkan konsepnya. Untuk mencari yang visioner. Langkah ke depan bisa terwujud untuk bareng-bareng mengusung itu,” ujarnya.

Simak selengkapnya di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Jumat (2/6/2023).

Demokrasi Cawe-cawe

Ada gegap gempita baru di kalangan elite nasional. Presiden Joko Widodo “biang kerok”-nya. Pasalnya, Pak Jokowi, begitu publik biasa memanggilnya, blak-blakan menegaskan ingin cawe-cawe dalam proses Pilpres 2024.

Tentu, cawe-cawe dimaksud dilakukan demi kepentingan nasional. Demi keberlanjutan arah pembangunan Indonesia ke depan. Agar negara yang kaya potensi untuk maju ini tidak kehilangan momentum. Para elite pun lantas heboh. Pro dan kontra.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla langsung menanggapi. Bakal calon presiden Anies Baswedan juga berkomentar. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, yang biasa disapa dengan panggilan Mas AHY, juga berbicara. Spontan. Begitu pula para politikus, pengamat politik, dan akademisi.

Para elite, terutama elite politik, kaget. Para pegiat politik nasional pun menanggapi dengan aneka reaksi. Ada yang menyebutkan Pak Jokowi membuat kemunduran demokrasi.

Ada pula yang melihat dari aspek kenegarawanan. Dengan membandingkan presiden sebelumnya seperti Presiden Megawati dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap tidak ikut-ikutan dalam “kontestasi” Pilpres setelah masa jabatan selesai. Itulah yang dianggap sebagai negarawan. Dan dengan begitu menjadi perawat demokrasi.



Simak selengkapnya di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Jumat (2/6/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya