SOLOPOS.COM - Harian Solopos edisi Minggu (2/1/2022).

Solopos.com, SOLO  — Mayoritas pemain timnas Indonesia kali ini berada di usia 23 tahun ke bawah saat mengarungi turnamen Piala AFF 2020. Namun, mereka mampu tampil ciamik sepanjang turnamen hingga bisa meraih runner up.

Harian Solopos edisi Minggu (2/1/2022) menyajikan headline terkait masa depan cerah timnas Indonesia.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Terima Kasih Garuda

SINGAPURA-Meski kembali finis sebagai runner up, banyak pujian datang untuk timnas Indonesia pada Piala AFF 2020 kali ini. Hal itu tak terlepas dari racikan taktik Shin Tae-yong. Indonesia mampu menunjukkan permainan ciamik sepanjang turnamen.

Padahal, tidak sedikit yang meremehkan Indonesia sebelum turnamen lantaran banyak mengandalkan pemain muda. Bahkan mayoritas pemain timnas Indonesia kali ini berada di usia 23 tahun ke bawah.

Skuat asuhan Shin Tae-yong ini pun diharapkan melejit di turnamen yang akan datang. Di sisi lain, gelar juara Piala AFF 2020 membuat Thailand menasbihkan diri sebagai negara tersukses di kejuaraan ini. Ini menjadi gelar juara keenam bagi Thailand di Piala AFF Negeri Gajah Perang menjadi juara pada edisi 1996, 2000, 2002, 2014, 2016, dan 2020.

Baca Juga: Timnas Indonesia Kalah Telak Lawan Thailand, Nama Madun Disebut

Timnas Indonesia yang pada tahun ini lolos ke babak final, akhirnya harus puas dengan predikat runner up setelah kalah dari Thailand dengan agregat 6-2. Pada leg pertama, Rabu (29/12/2021), Asnawi Mangkualam dkk. menyerah dengan skor telak 0-4.

Kemudian pada leg kedua, Sabtu (1/1/2022), Indonesia bermain imbang 2-2. Kekalahan itu membuat Indonesia sama sekali belum pernah menjuarai Piala AFF yang dulu bernama Piala Tiger.

Masih di halaman depan, Harian Solopos menyajikan berita lain terkait progres pembangunan jembatan gantung Girpasang.

Dulu 30 Menit, Kini 2 Menit Sampai Girpasang

KLATEN-Proyek pembangunan jembatan gantung Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, kini memasuki tahap finishing. Jembatan itu dibangun untuk memudahkan akses warga Girpasang dan bisa memangkas waktu tempuh mereka yang selama ini melintasi jalan setapak di tepian jurang.

Jembatan gantung Girpasang terbentang di atas jurang antara Dukuh Girpasang dengan Ngringin dan dibangun sejak Agustus 2021. Panjang jembatan gantung itu yakni 120 meter dan membentang sekitar 150 meter dari dasar jurang. Jembatan selebar 1,8 meter dengan tinggi pagar dilengkapi jaring hampir 2 meter. Tower penahan beban atau pylon jembatan setinggi 12 meter.

Baca Juga: Uji Nyali di Jembatan Gantung Girpasang Klaten yang Eksotis

Pembangunan jembatan gantung Girpasang didanai pemerintah pusat melalui APBN. Proyek pembangunan jembatan itu satu paket dengan jembatan Pareyan di Semarang. Total nilai kontrak proyek pembangunan kedua jembatan itu Rp5,89 miliar. Jembatan gantung Girpasang bakal menjadi jembatan gantung berlokasi paling tinggi di Klaten.

Di Halaman Soloraya, Harian Solopos menyajikan berita terkait ambruknya Jembatan Tambakboyo di Tawangsari, Sukoharjo.

Kawat Seling Lepas, Jembatan Tambakboyo Terjun ke Sungai

SUKOHARJO—Jembatan Tambakboyo di Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, rusak setelah kawat seling terlepas, Jumat (31/12/2021) sekitar pukul 09.30 WIB. Padahal, pengerjaan proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan antardusun belum rampung.

Informasi yang dihimpun Espos, Jumat, sesuai kontrak, waktu pengerjaan proyek pembangunan jembatan hingga 28 Desember 2021. Pejabat pembuat komitmen lantas memberikan kesempatan kepada kontraktor pelaksana untuk merampungkan pekerjaan selama 20 hari hingga 18 Januari 2022.

Baca Juga: Kawat Seling Lepas, Jembatan Tambakboyo Tawangsari Sukoharjo Ambrol

Panjang jembatan sekitar 200 meter dengan lebar sekitar 1,8 meter. Nilai kontrak pembangunan jembatan senilai Rp10,5 miliar. Saat hendak mengendurkan kawat seling jembatan, tiba-tiba kawat seling terlepas. Tak ayal, sebagian bangunan jembatan jatuh ke sungai.

“Jadi bukan roboh karena konstruksi jembatan yang kurang berkualitas. Kawat seling jembatan terlepas sehingga jembatan jatuh ke sungai,” kata Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga DPUPR Sukoharjo, Suyadi, saat ditemui Espos di kantornya, Jumat.

Suyadi menyebut saat kejadian, para pekerja berada di pinggir jembatan sehingga tak menimbulkan korban jiwa. Dia langsung berkoordinasi dengan kontraktor pelaksana agar segera memperbaiki kawat seling jembatan yang rusak.

Baca Juga: Jembatan Tambakboyo Sukoharjo Ambrol, Ternyata Masih Proses Pembangunan

Lantaran belum diserahkan kepada pejabat pembuat komitmen, perbaikan jembatan masih tanggung jawab kontraktor pelaksana. “Sudah ada addendum yang ditandatangani pada 28 Desember 2021 terkait penambahan kesepakatan pengerjaan pembangunan jembatan. Jika ada barang material yang rusak dan harus diganti juga menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya