Solopos.com, SOLO— Koran Solopos hari ini Senin (24/8/2020) mengulas kabar tentang pandemi Covid-19 membuat banyak orang mengkhawatirkan kondisi kesehatan khususnya takut tertular virus corona.
Meski demikian banyak yang enggan menjalankan protokol kesehatan, termasuk mengenakan masker. Hal itu tercermin dalam hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) di Kota Solo dan Wonogiri belum lama ini.
Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI
Dalam survei yang dilakukan pada 1-15 Juli lalu, terlihat mayoritas warga Wonogiri merasa khawatir dengan kesehatan diri mereka selama pandemi Covid-19.
Data hasil survei ekonomi dampak Covid-19, dari 1.000 responden lebih, 40,8 persen di antaranya khawatir/sangat khawatir dengan kesehatan diri selama pandemi Covid-19. Sedangkan 51 persen lainnya cukup khawatir, dan 8,3 persen tak khawatir.
Selengkapkapnya Baca E-paper Solopos
Keluarga Suranto Jadi Korban Pembunuhan Di Duwet Sukoharjo, Ini Cerita Tetangga Rumah
Pembunuhan Baki, Pelaku Diduga Tak Sendiri
Muncul dugaan pembunuhan sadis di Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo melibatkan lebih dari satu pelaku. Ini karena keempat korban ditusuk hingga puluhan kali.
Hal itu diungkapkan penasehat hukum keluarga korban, Christiansen Aditya SH kepada wartawan di Polsek Baki pada Minggu (23/8/2020). "Pelaku ini sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan membunuh keempat korban, termasuk dua anak. Korban ini ditusuk puluhan kali," ungkap dia.
Dia mengatakan temukan luka tusukan puluhan kali ini dilakukan pelaku dengan menggunakan pisau dapur. Keterangan ini diperolehnya dari penyidik dan juga pihak keluarga yang datang di lokasi kejadian.
Pihak keluarga pun hingga kini masih syok atas peristiwa pembunuhan tersebut. Dia pun menyebut adanya kemungkinan pelaku lain melihat cara korban dihabisi. Namun demikian pihak keluarga tetap menunggu hasil pengembangan penyidik.
Selengkapnya Baca E-paper Solopos
Underpass Transito Solo Segera Jadi, Warga Khawatirkan Kepadatan Lalu Lintas Di Jalan Kampung
Bladu Muncul, PDAM Berungkali Hentikan IPA
Warga yang tinggal di pinggir Sungai Bengawan Solo diramaikan dengan menyembulnya berbagai jenis ikan ke permukaan. Fenomena ikan lemas yang diduga akibat keracunan (bladu) itu terjadi dua kali pada pekan kemarin.
Rupanya hal itu terkait dengan pencemaran di sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Pasalnya, Perumda Air Minum (PDAM) Toya Wening sempat menghentikan operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi.
Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi Perumda Toya Wening, Bayu Tunggul, mengatakan penghentian dilakukan menyusul kondisi air yang keruh dan tak layak olah.
“Kondisi air baku yang tidak bagus, dampaknya paling jelas, ya, bladu. Kami mesti menghentikan operasional IPA Semanggi selama 2-4 jam. Namun, karena kapasitas reservoirnya lumayan banyak, tidak mengganggu pelayanan pelanggan,” kata dia, Minggu (23/8).
Selengkapnya Baca E-paper Solopos