SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Sabtu, 13 September 2014

Solopos.com, SOLO – Halaman Soloraya Harian Umum Solopos, hari ini, memberitakan BPBD Klaten mengajukan status darurat kekeringan di wilayah Klaten. Langkah tersebut diambil karena wilayah yang terdampak kekeringan tahun ini meluas dibanding tahun lalu, yakni dari 28 desa menjadi 33 desa.

Dari Boyolali Ribuan ayam di sejumlah peternakan di Kecamatan Teras, mati gara-gara terjangkit penyakit coli, dalam sebulan terakhir. Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edisi Sabtu, 13 September 2014, berikut;

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

PENYAKIT HEWAN: Ribuan Ayam Mati Terjangkit Coli

Ribuan ayam di sejumlah peternakan di Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, mati gara-gara terjangkit penyakit coli, dalam sebulan terakhir. Sejumlah peternak menduga anomali cuaca menjadi penyebab merebaknya penyakit tersebut. Ayam yang terkena penyakit coli biasanya terlihat lemas, kemudian mati.

Salah satu peternak ayam, Lilik Saputra, 30, mengatakan penyakit coli sudah menjadi momok bagi peternak ayam di Teras sejak sebulan terakhir. Dalam sehari, ayam yang mati bisa mencapai 50 ekor.

“Bulan ke 7, 8, dan 9 peternak memang harus mewaspadai ancaman berbagai penyakit yang bisa menyeran ayam. Akibatnya tidak main-main sehari bisa 50 ekor mati. Saat ini saja sudah lebih dari 1.300 ayam milik saya mati karena penyakit coli,” kata Lilik saat dijumpai Espos di dekat kandang ayam miliknya, Jumat (12/9).

(Baca Juga: Ribuan Ayam di Boyolali Mati Diduga Akibat Penyakit Coli)

PENANGANAN BENCANA: BPBD Ajukan Status Darurat Kekeringan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten mengajukan status darurat kekeringan di wilayah Klaten. Langkah tersebut diambil karena wilayah yang terdampak kekeringan tahun ini meluas dibanding tahun lalu, yakni dari 28 desa menjadi 33 desa.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Klaten, Sri Winoto, mengatakan dampak musim kemarau tahun ini lebih luas dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, menurut informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau diprediksi masih berlangsung hingga Oktober. Musim penghujan, imbuhnya, diprediksi baru datang pada awal November.

“Musim penghujan yang diperkirakan mulai awal November akan mengakibatkan wilayah yang terdampak krisis air bersih terus bertambah karena sumber air semakin banyak yang mengering.

Untuk itu, kami akan mengajukan status darurat kekeringan ke Bupati Klaten untuk penanganan lebih serius,” kata dia, Jumat (12/9). Saat ini, lanjut dia, proses pengajuan sudah sampai di meja Bupati dan diharapkan surat penetapan darurat kekeringan segera turun.

Nantinya, BPBD lebih leluasa untuk menanggulangi krisis air bersih yang dirasakan sekitar 80.000 orang. Langkah yang dilakukan saat ini dinilai baru sebatas kegiatan rutin berupa distribusi air bersih dengan mobil tangki.

(Baca Juga: BPBD Klaten Usulkan Penetapan Status Darurat Kekeringan, Debit Air di Umbul Menipis, Pasokan Air Bersih Tersendat, Puluhan Bibit Tanaman Anggrek Mati Gara-Gara Kurang Air)

AKSI PENCURIAN: Ditinggal Bayar Tagihan, Rp45 Juta Amblas

Aksi pencurian dengan modus pecah kaca mobil terjadi di Sragen, Jumat (12/9). Pencuri ber hasil menggondol uang senilai Rp45 juta. Pencurian terjadi ketika mobil milik korban terparkir di depan Toko Bangunan Sinar Harapan di Jl. Ahmad Yani, Cantel, Sragen Kulon. Berdasarkan keterangan yang dihimpun Espos, aksi pencurian tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 WIB.

Korban, Rustam, 39, warga Taman Asri, Sragen mengungkapkan sebelum kejadian dirinya mengambil uang dari salah satu bank yang berada di Jalan Raya Sukowati. “Saya ambil uang di BCA senilai Rp50 juta, kemudian saya masukkan dalam tas dan ditaruh di dalam mobil. Saya langsung mendatangi toko bangunan ini,” ungkap dia.

Sesampainya di toko bangunan, korban mengambil uang yang disimpan di tas senilai Rp5 juta untuk membayar tagihan dan memarkir mobil di depan toko tersebut. “Uang saya ambil Rp5 juta. Sisanya yang Rp45 juta masih di dalam tas dan saya tinggal di mobil,” ujar pria yang mengaku sebagai arsitek tersebut.

Tak lama kemudian korban dikejutkan dengan suara teriakan sejumlah warga di sekitar lokasi kejadian lantaran salah satu kaca mobilnya sudah pecah.

AKSI SOSIAL: Bersama Punguti Sampah demi Kebersihan Kota

Ribuan orang berjubel di pinggir Jl. Adi Sumarmo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (12/9) pagi. Mereka membawa berbagai macam peralatan seperti sapu lidi, sabit, karung, dan keranjang sampah.

Ribuan orang yang terdiri atas siswa, guru, pegawai negeri sipil (PNS), warga, TNI, dan Polri itu memunguti sampah apa pun yang mereka lihat. Mereka juga mencabuti rerumputan liar yang tumbuh di trotoar sepanjang jalan tersebut.

Pemandangan serupa juga terlihat di Jl. Adisucipto, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Setelah memunguti sampah, mereka kemudian membakarnya di pinggir jalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya