SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Kamis, 3 Juli 2014

Solopos.com, SOLO – Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (3/7/2014) menghadirkan kabar dari dunia pendidikan di Soloraya. Diberitakan Menjelang tahun ajaran baru, sejumlah toko kain dan seragam sekolah kebanjiran pesanan. Bahkan di sejumlah toko, penjualan seragam meningkat 300% dibandingkan hari biasa.

Kabar lain datang dari pernak-pernik Ramadan di Soloraya. Simak rangkuman beritanya;

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

DUNIA PENDIDIKAN: Pungutan Seragam Capai Rp1,5 Juta

Komisi IV DPRD Solo mengaku menerima aduan masyarakat tentang pungutan uang pembelian seragam sekolah dengan nilai fantastis, yakni Rp1 juta-Rp1,5 juta per siswa.

Pengaduan itu berasal dari siswa SMPN dan SMKN di Solo dari keluarga miskin (gakin). Aduan tersebut langsung ditindaklanjuti Komisi IV dengan menyampaikan desakan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo.

(Baca Juga: Komisi IV : Harga Seragam Rp1,5 juta per Siswa, Komisi IV: Kembalikan Uang Pungutan Seragam!)

TAHUN AJARAN BARU: ”Seragam Jadi Harganya Murah”

Menjelang tahun ajaran baru, sejumlah toko kain dan seragam sekolah kebanjiran pesanan. Bahkan di sejumlah toko, penjualan seragam meningkat 300% dibandingkan hari biasa.

Pemilik Toko Mardi Rahayu di Jl. Slamet Riyadi Solo, Tatik Mulyono, mengatakan peningakatan penjualan seragam sudah terjadi sejak sebulan lalu. Pihaknya tidak hanya menjual eceran tapi juga kolektif dari sekolah.

Namun menurut dia, kebanyakan pesanan seragam berasal dari luar kota.

(Baca Juga: Sekolah di Sukoharjo Dilarang Jualan Seragam, Wali Kota Solo Tak Larang Sekolah Tarik Uang Seragam)

PERNIK-PERNIK RAMADAN: Menikmati Bubur Samin di Masjid Darussalam

Dua pria mengaduk campuran beras dan bumbu-bumbu di panci berukuran besar. Campuran makanan itu akan dijadikan makanan khas Banjarmasin, Kalimantan Selatan, bubur samin. Saat bubur diolah, sejumlah warga sudah antre sambil membawa wadah di halaman Masjid Darussalam, Jeyengan, Serengan, Solo, Rabu (2/7).

Pada dasarnya bubur samin tidak jauh berbeda dengan bubur lain. Hanya, bubur samin dilengkapi dengan bumbu rempah-rempah yang menambah cita rasa bubur khas Banjarmasin itu. Untuk melengkapi cita rasa, wortel, dagin sapi, dan sedikit minyak samin juga ditambahkan.

“Kenapa yang dimasak bubur samin?,karena sebagian besar jemaah di Masjid Darussalam merupakan perantauan dari Banjarmasin, Kalimantan,” tutur Ketua Takmir Masjid Darussalam, H.M. Rosidi, saat ditemui Espos di masjid tersebut, kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya