SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Kamis, 4 Desember 2014

Solopos.com, SOLO – Protes kenaikan tarif parkir di Stasiun Balapan hingga kasus asusila yang melibatkan PB XIII jadi berita utama Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (4/12/2014).

Seperti diberitakan, korban kejahatan seksual anak di bawah umur, At, akhirnya dipisahkan dari perempuan yang selama ini dianggap sebagai Budenya, Kumoro.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

At diambil oleh ayahnya, Swn, didampingi sejumlah aktivis Jaringan Peduli Anak dan Perempuan Surakarta (JPPAS), Selasa (2/12/2014), dari salah satu rumah Kumoro di kawasan Gentan, Baki.

Selain itu ada berita dari peringatan hari difabel hingga rencana kenaikan tarif RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen yang mendapati banyak protes. Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edisi Kamis, 4 Desember 2014;

MASALAH PERPARKIRAN: Warga Protes Kenaikan Tarif Parkir di Stasiun

Sejumlah warga pengguna fasilitas kereta api (KA) di Stasiun Purwosari, Laweyan, dan Stasiun Balapan, Banjarsari mengeluhkan tingginya tarif parkir yang berlaku mulai Senin (1/12). Mereka menilai kebijakan tersebut kontraproduktif dengan upaya menggairahkan transportasi massal.

Informasi yang dihimpun Espos, Rabu (3/12), tarif parkir motor naik menjadi Rp3.000 dari yang sebelumnya Rp2.000. Sedangkan biaya parkir mobil dipatok Rp5.000 dari tarif awal Rp3.000. Ada pun tarif inap untuk motor naik menjadi Rp5.000 sementara tarif inap mobil tetap Rp15.000. Penetapan tarif baru merupakan instruksi PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui anak perusahaan Restorasi Kereta Api (Reska).

HARI DIFABEL: Kami Juga Bisa Berkarya

Traffic Light di Jl. Slamet Riyadi tepatnya di pertigaan Stadion Sriwedari menunjukkan warna merah. Sejumlah difabel lantas mendekati pengguna jalan yang berhenti. Dengan berpakaian adat Jawa para penyandang disabilitas itu membagikan bunga dan stiker kepada para pengguna jalan.

“Terimalah bunga kami, karena kami sedang berbunga-bunga. Jangan pandang kami sebelah mata, karena kami bisa berkarya,”ucap salah satu dari mereka. Kegiatan itu mampu mencuri perhatian para pengguna jalan. Dalam rangka memperingati Hari Difabel Internasional, Rabu (3/12), para difabel yang berasal dari Self Help Group (SHG) Solo itu ingin menunjukkan penyandang disabilitas juga memiliki kemampuan. Sekitar 15 penyandang disabilitas ikut andil dalam kegiatan tersebut.

Bunga-bunga yang mereka bagikan kepada para pengguna jalan merupakan kreasi dari para difabel. Seorang difabel, Sri Sudarti, mengatakan sudah saatnya para difabel tidak dipandang sebelah mata dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap mereka. “Kami bisa berkarya enggak cuma meminta-minta. Anggapan bahwa kami hanya meminta masih ada apalagi ditemukan difabel yang meminta di perempatan-perempatan,” kata dia.

KASUS ASUSILA: At Dibawa Pulang Ayahnya dengan Kawalan Ketat

Korban kejahatan seksual anak di bawah umur, At, akhirnya dipisahkan dari perempuan yang selama ini dianggap sebagai Budhenya, Kumoro.

At diambil oleh ayahnya, Swn, didampingi sejumlah aktivis Jaringan Peduli Anak dan Perempuan Surakarta (JPPAS), Selasa (2/12) dari salah satu rumah Kumoro di kawasan Gentan, Baki.

Informasi yang dihimpun Espos, penjemputan At didampingi oleh aparat polisi. Siang hari sekitar pukul 13.30 WIB, At dijemput dan dinaikkan sebuah kendaraan untuk dibawa ke sebuah lokasi yang masih dirahasiakan.

“Lokasinya kami enggak bisa menyebutkan demi keamanan korban,” ujar salah satu aktivis JPPAS, Adi Cahya, kepada Espos, Rabu (3/12).

(Baca Juga: PB XIII Dipolisikan, Pengacara Lama At Mengaku Lega, Giliran Ayah At Laporkan PB XIII, Dugaan Pencabulan PB XIII: JPPAS Minta Publikasi Berlebihan terhadap Korban Dihentikan)

RSUD SRAGEN: Kenaikan Tarif Diklaim Tak Bebani Anggaran

Rencana kenaikan tarif RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen mendekati final. Manajemen rumah sakit tersebut telah menyusun detail tarif baru yang akan dimasukkan dalam draf peraturan bupati (perbup).

Dalam draf tersebut, tarif kamar kelas ekonomi bagi warga miskin ditetapkan naik dari Rp32.000 menjadi Rp40.000. Selanjutnya, tarif baru layanan RSUD Soehadi Prijonegoro tersebut diharapkan bisa diterapkan per 1 Januari 2015. Sebelumnya, Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, menyatakan setuju tarif RSUD naik asalkan ada perbaikan pelayanan.

Sementara itu, kenaikan tarif diklaim tidak akan membebani keuangan daerah menyusul rencana pengalihan peserta program Saraswati Sragen ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Saat ini Pemkab Sragen terus memvalidasi data peserta program Saraswati. Direktur RSUD Soehadi Prijonegoro Sra gen, Joko Sugeng, ditemui wartawan di kantornya, Rabu (3/12), mengatakan bila peserta Saraswati dialihkan ke BPJS, kenaikan tarif RSUD tak akan membebani anggaran daerah.

”Ya kalau sudah dialihkan ke BPJS, kenaikan tarif RSUD tak akan membebani keuangan daerah,” kata dia. Joko mengaku sudah mendengar rencana pengalihan peserta Saraswati ke BPJS tahun depan. Namun, dia mengaku tidak mengetahui detail rencana tersebut lantaran tidak pernah diajak rapat.

(Baca Juga: Tarif Layanan Kesehatan di RSUD Sragen bakal Naik 35%, Bupati Merestui)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya