SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 11 November 2014

Solopos.com, SOLO – Kasus pembunuhan nenek Ngatiyem di Boyolali jadi berita utama Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini. Diberitakan, makam nenek Ngatiyem, 70, korban pembunuhan yang dilakukan cucunya sendiri, akan dibongkar untuk kepentingan autopsi.

Kabar lain, puluhan warga Kampung Sumpingan, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (10/11/2014), berdemo memprotes pemadaman listrik selama dua pekan beruntun di wilayah mereka.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Simak rangkuman berita Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 11  November 2014 berikut;

PERINGATAN HARI PAHLAWAN: Perkenalkan Slogan Kopassus Lewat Berbagai Aksi

Ribuan masyarakat dan peserta upacara peringatan Hari Pahlawan sudah bersiap di lapangan Markas Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo. Meskipun matahari bersinar terik, warga antusias menanti pertunjukan yang disuguhkan anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan itu, Senin (10/11).

Tak berapa lama dari langit terlihat payung parasut berwarna hijau berterbangan. Sebelas penerjun yang menggunakan payung klasik untuk ketepatan penurunan satu persatu memasuki lapangan yang kemudian disambut tepuk tangan semua penonton. Belum ada penerjun yang mampu mendarat di titik yang tepat. Tetapi para penerjun itu tetap mendapatkan tepuk tangan dari warga setempat.

(Baca Juga: “Selamat Hari Pahlawan” Jadi Trending Topic Dunia, Ketua MPR Ajak Masyarakat Teladani Pahlawan Sesuai Perkembangan Zaman, Foto Veteran Ikuti Upacara Hari Pahlawan)

PEMBUNUHAN BOYOLALI: Autopsi Ngatiyem Tunggu 7 Hari

Makam nenek Ngatiyem, 70, korban pembunuhan yang dilakukan cucunya sendiri, akan dibongkar untuk kepentingan autopsi. Namun proses autopsi baru bisa dilaksanakan Sabtu (15/11) karena jadwal tim dokter forensik padat. Makam Ngatiyem akan dibongkar anggota Polsek Wonosegoro, Boyolali.

Adapun proses autopsi akan dilakukan tim forensik dari RSUD dr. Moewardi Solo. Langkah pembongkaran makam dan autopsi diperlukan untuk melengkapi proses penyidikan tersangka, yaitu Riswanto, 24. Kapolsek Wonosegoro AKP Joko Widodo, melalui Kanitreskrim Aiptu Sutriyono, mengatakan polisi sebenarnya sudah meminta proses autopsi dilakukan secepat mungkin.

Tetapi karena jadwal tim dokter forensik cukup padat, akhirnya polisi terpaksa harus menunggu hingga Sabtu (15/11) atau tujuh hari setelah jasad Ngatiyem dikubur.

(Baca Juga: Polisi akan Bongkar Makam Nenek Ngatiyem yang Dibunuh Cucunya, Setelah Bunuh Nenek, Pelaku Belanja Barang Elektronik, Ini Kronologi Aksi Sadis Cucu Habisi Nenek)

RUTE JEBRES-WONOGIRI: Kepala Stasiun Jebres Tak Tahu Rencana Pengaktifan Jalur

Pihak Stasiun Jebres Solo mengaku belum mengetahui rencana pengaktifan kembali jalur kereta api Stasiun Jebres-Wonogiri. Kepala Stasiun Jebres, Wagimin, mengatakan belum ada pembicaraan dengan Pemkot Solo terkait hal. Menurut dia, apabila rencana tersebut benar-benar ingin dilaksanakan harus ada sosialisasi kepada PT KAI.

Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya tidak mengetahui secara detail rencana Pemkot tersebut, “Belum ada tembusan apa pun kepada kami, itu kan baru Pemkot saja yang menggagas. Kalau memang direalisasikan ya harus ada memorandum of understanding (MoU) antara Pemkot dan PT KAI,” ujar dia ketika dihubungi Espos, Senin (10/11).

Wagimin menambahkan rencana Pemkot tersebut harus dikaji secara matang. Menurut dia, jangan sampai rencana itu malah memicu masalah baru. “Ya tentu saja mendukung apabila itu baik. Kami juga menunggu persetujuan dari Daops VI/Yogyakarta yang membawahi kami, kalau mereka setuju ya kami siap.”

Wagimin menuturkan saat ini Stasiun Jebres sedang fokus mempersiapkan jalur peti kemas ke arah selatan. Menurut dia persiapan tersebut sudah hampir selesai dan tinggal penyelesaian akhir.

(Baca Juga: Jalur KA Stasiun Jebres-Wonogiri akan Dihidupkan)

PELAYANAN LISTRIK: Oglangan Dua Pekan Beruntun, Warga Demo

Puluhan warga Kampung Sumpingan, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (10/11), berdemo memprotes pemadaman listrik selama dua pekan beruntun di wilayah mereka. Aksi protes dilakukan dengan berkeliling kampung sembari membawa poster yang menyuarakan kekecewaan mereka terhadap Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Salah seorang warga, Tobing, mengatakan wilayahnya terkena pemadaman listrik atau oglangan dua pekan berturut-turut pada malam hari. Menurut dia, listrik mati terjadi sekitar pukul 19.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB.

Hal tersebut, lanjut Tobing, sangat mengganggu aktivitas warga. “Saat itu kan waktu sibuk, banyak anak belajar. Usaha katering saya sangat tersendat karena masaknya kan malam hari, sementara lampu baru kembali menyala sekitar pukul 24.00 WIB atau 01.00 WIB,” ujar dia.

Ketua RT 001/RW 001, Sutarno, menuturkan kejadian listrik mati tersebut sejak dua bulan lalu. Sutarno menuturkan warga semakin resah karena dua pekan terakhir terjadi secara berturut-turut.

Menurut dia, pihaknya sudah melapor ke PLN Rayon Manahan, namun belum ada tindakan. “Dua bulan lalu matinya sepekan dua hari, namun ini sudah berturut-turut. Semalam warga sudah mendatangi rumah saya dan berniat menggeruduk ke kantor PLN APJ Solo, namun saya mencegah. Akhirnya [aksi protes] tumpah ruah di sekitaran sini saja,” kata dia.



(Baca Juga: Listrik Sering Padam, Warga Kadipiro Demo Protes PLN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya