SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Kamis, 30 April 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Kerangka manusia ditemukan di lereng Gunung Lawu tepatnya di Hutan Cetho, Gumeng, Jenawi, Selasa (28/4/2015). Hingga saat ini identitas korban belum diketahui.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Kabar ini menjadi salah satu berita utama di halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (30/4/2015). Kabar lain, Jalur bus Solo-Wonogiri dan Solo-Sragen di Jl. Tentara Pelajar Kandangsapi, Jebres ambles, Selasa (28/4/2015) malam.

Selain itu ada pula kabar dari jalur Pertigaan Faroka ke simpang empat Fajar Indah yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan seiring dengan penambahan kendaraan berat sampai 20% hingga laporan khusus mengenal Alutsista Nasional.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Kamis, 30 April 2015;

REKAYASA LALU LINTAS: Jl. Soeharso Tak Rawan Lakalantas

Jl. Prof. dr. Soeharso bukan merupakan black spot atau daerah rawan kecelakaan lalu lintas (lakalantas). Namun, jalur dari Pertigaan Faroka ke simpang empat Fajar Indah itu berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan seiring dengan penambahan kendaraan berat sampai 20%.

Kanit Laka Satlantas Polresta Surakarta, AKP Nunung Farmadi, mewakili Kapolresta Solo Kombes Pol. Ahmad Lutfi , saat dihubungi Espos, Rabu (29/4), menyatakan jalur Prof. dr. Soeharso bukan merupakan daerah rawan kecelakaan (black spot) pada 2015. Jalur tersebut, kata dia, merupakan jalur padat yang dilalui kendaraan berat dari arah Klaten ke Sragen dan Purwodadi.

“Selama ini jarang ada laporan kecelakaan lalu lintas di jalur tersebut. Mungkin kebijakan jalur satu arah merupakan upaya antisipasi kecelakaan lalu lintas karena padatnya kendaraan berat. Yang lebih tahu persis Kanit Dikyasa,” kata Nunung. Kanit Dikyasa Satlantas Polresta Solo, AKP I Made Ray, menjelaskan penilaian kriteria daerah rawan kecelakaan (black spot) berdasarkan akumulasi kecelakaan sebanyak 30 poin. Angka 30 poin itu berasal akumulasi kasus kecelakaan dengan penilaian meliputi, kasus kecelakaan meninggal dunia 10 poin, kecelakaan dengan korban luka berat lima poin, dan kecelakaan dengan korban luka ringan hanya satu poin.

“Black spot 2015 ini hanya ada di tiga lokasi, yakni di tikungan Jl. Tentara Pelajar Pedaringan, depan Pengadian Negeri (PN) Solo, dan depan Koramil Jebres. Jalur Prof. dr. Soeharso berpotensi rawan kecelakaan karena jalur tersebut dilalui angkutan berat yang menjadi satu dengan pengendara sepeda motor. Nah, ke depan perlu ada kanalisasi jalur khusus sepeda motor,” ujar I Made Ray mewakili Kapolresta.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Dishub: Kebijakan Jl Soeharso Bukan Untuk Dimusyawarahkan, Hari Ini Jl Prof Dr Soeharso Satu Arah, Dishub: Warga Tak Perlu Khawatir)

PENEMUAN KERANGKA: Kerangka Manusia Ditemukan di Hutan Cetho

Kerangka manusia ditemukan di lereng Gunung Lawu tepatnya di Hutan Cetho, Gumeng, Jenawi, Selasa (28/4). Hingga saat ini identitas korban belum diketahui. Kapolres Karanganyar, AKBP Mahedi Surindra, mengatakan penemuan kerangka mayat manusia tersebut berawal dari laporan warga setempat.

Selanjutnya petugas kepolisian mendatangi lokasi penemuan kerangka mayat dan melakukan pemeriksaan bersama Tim Inafis. Setelah dievakuasi, kerangka langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jawa Tengah (Jateng).

“Kami kirim ke Tim DVI [Disaster Victim Identifi cation] Rumah Sakit Bhayangkara untuk diidentifikasi sebab kerangka mayat ditemukan tanpa identitas,” kata dia kepada wartawan di Karanganyar, Rabu (29/4).

Menurut dia, di sekitar kerangka manusia tersebut juga ditemukan rambut, sisir, dan cincin. Pada tengkoraknya juga masih ada sedikit rambut dengan panjang kira-kira sebahu. Sementara itu, Kasatreskrim Polres Karanganyar, AKP Andry Ilyas, mengatakan saat ditemukan, terdapat setelan pakaian serba hitam yang melekat pada kerangka tersebut.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Kerangka Mayat di Lereng Lawu Kenakan Kaus Band Kaltaplexia, Hiii! Kerangka Manusia Utuh Ditemukan di Lereng Gunung Lawu)

PAMERAN DIRGANTARA: Mengenal Alutsista Bangun Nasionalisme

Pesawat latih T-50 berputarputar di langit Solo Baru, Rabu (29/4) siang. Suaranya yang nyaring membuat pesawat buatan Korea-Amerika itu menjadi pusat perhatian warga untuk beberapa saat.

Tak lama kemudian, muncul helikopter aeromodelling yang membawa spanduk bertuliskan “Festival Dirgantara HUT ke- 69 TNI AU”. Kemeriahan peringatan HUT ke-69 TNI AU tidak hanya bisa disaksikan di langit Solo Baru.

Para pengunjung The Park Mall juga bisa menyaksikan langsung sejumlah alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI AU yang dipamerkan di pusat perbelanjaan tersebut. Salah satu di antaranya adalah pesawat latih glider tanpa mesin yang biasa digunakan untuk mengenal bakat terbang seorang TNI AU. Pesawat ini dipamerkan di area Central Park di kompleks The Park Mall.

Selain pesawat latih glider, pengunjung juga bisa menyaksikan beberapa senjata api laras panjang atau pendek yang menjadi perlengkapan TNI AU di Atrium The Park Mall. Beberapa di antaranya adalah senjata mesin berat (SMB) Browning M2 dengan kaliber 12,7 mm buatan Amerika yang bisa menghancurkan lapisan baja dan gedung.



Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Tembus Tank Baja, Sniper Bikinan Pindad Mendunia, Sniper Kelas Dunia Buatan Pindad Hanya Diproduksi di 4 Negara)

INFRASTRUKTUR KOTA: Jalur Bus Solo-Sragen Ambles

Jalur bus Solo-Wonogiri dan Solo-Sragen di Jl. Tentara Pelajar Kandangsapi, Jebres ambles, Selasa (28/4) malam. Sebagian aspal badan jalan ambrol. Akibatnya arus lalu lintas dari arah Pusat Pergudangan Kota (PPK) Pedaringan menumpuk di simpang empat Kandangsapi. Penumpukan arus lalu lintas itu disebabkan kendaraan roda empat dan roda dua dari arah timur (PPK Pedaringan) tidak bisa langsung belok kiri (selatan).

Antrean mobil di simpang empat itu mengular hampir di depan Balai Rehabilitasi Prof. Dr. Soeharso Jebres. Seorang warga Kandangsapi RT 003/RW 035, Jebres, Qomari, 78, saat ditemui Espos, Rabu (29/4), mengatakan amblesnya gorong-gorong pembuangan air dari perkampungan ke Kali Anyar diawali dengan amblesnya tanah di atas gorong-gorong saat hujan lebat pada akhir pekan lalu.

“Amblesnya cukup dalam dan tergenang air saat itu. Agar tak mengakibatkan kecelakaan, warga memasang tanda adanya lubang. Tapi setiap hari lubang amblesnya gorong-gorong itu semakin lebar. Anak saya, Zaenal Arifin, melaporkan kondisi itu ke Lurah, Kecamatan, Dinas Pekerjaan Umum, dan DPRD, Senin [27/4],” kata dia.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya