SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 18 Maret 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Dua warga menjadi korban pembacokan oleh tetangganya di Dukuh Jiwo Kulon, Desa Trotok, Kecamatan Wedi. Dari kejadian itu, salah satu korban tewas.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Kabar ini menjadi headline halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Rabu (18/3/2015). Selain itu ada kabar tentang acara melukis artitektur Sriwedari hingga penataan PKL di terminal Tirtonadi.

Kabar lain, Aparat Polres Sukoharjo mengungkap kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) spesialis tempat kejadian perkara (TKP) persawahan lintas daerah, awal Maret lalu. Polisi menangkap dua tersangka utama dan menyita 16 unit sepeda motor hasil kejahatan.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 18 Maret 2015, berikut;

AKSI PENGANIAYAAN: Kakak dan Adik Ipar Dibacok Tetangga

Dua warga menjadi korban pembacokan oleh tetangganya di Dukuh Jiwo Kulon, Desa Trotok, Kecamatan Wedi. Dari kejadian itu, salah satu korban tewas.

Aksi pembacokan terjadi pada Senin (16/3) sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, korban bernama Rohdi, 49, yang baru pulang dari mencari rumput untuk pakan ternak naik sepeda kayuh. Saat mendekati rumahnya, korban melintas di depan Sunaryo, 40, yang sedang menjemur gabah di jalan.

Diduga tersinggung lantaran Rohdi melintas di gabah yang sedang dijemur, Sunaryo lantas mengejar korban dan memukulnya menggunakan tangkai sabit yang ia bawa. Seketika korban terjatuh dari sepedanya. Saat korban berdiri, Sunaryo langsung menebaskan sabit yang ia bawa dan melukai tangan serta perut Rodhi. Korban langsung jatuh bersimbah darah.

Mengetahui kejadian itu, sejumlah warga berteriak meminta tolong. Parno, 32, yang masih berada di rumahnya dan salah satu warga berusaha mendatangi Rohdi.

(Baca Juga: Bacok Tetangga Hingga Usus Terburai, Pelaku Diduga Sakit Jiwa, 2 Orang Dibacok Tetangga, 1 Tewas dengan Usus Terburai)

KEGIATAN SISWA: Melukis Masa Depan Sriwedari dalam Sketsa

Laksita, 14, mengamat-ngamati pagar tembok Taman Sriwedari pagi itu, Selasa (17/3). Di tangan kanannya digenggamnya sebuah pensil, sedangkan tangan kirinya membawa selembar kertas gambar.

Sesekali terlihat dahinya berkerut seakan sedang memikirkan sesuatu dalam benaknya. Hal itu juga dilakukan gadis belia yang duduk di sebelah kiri Laksita, Ravita, 14.

Sesekali mereka ngobrol atau malah bercanda dengan beberapa remaja lain yang juga di tempat itu. Di antara mereka ada pula yang berdiskusi tentang gambar apa yang akan mereka torehkan pada lembaran kertas putih tersebut.

Sesuai instruksi dari guru-guru mereka, para siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Solo diminta menggambar sketsa rancangan arsitektur Taman Sriwedari untuk masa 10 tahun hingga 20 tahun mendatang.

TINDAK KRIMINALITAS: Polisi Bongkar Kasus Curanmor Spesialis TKP Persawahan

Aparat Polres Sukoharjo mengungkap kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) spesialis tempat kejadian perkara (TKP) persawahan lintas daerah, awal Maret lalu. Polisi menangkap dua tersangka utama dan menyita 16 unit sepeda motor hasil kejahatan.

Kedua tersangka adalah Eko Sumandrana alias Kodok, 21, yang merupakan otak aksi dan Wahyu Setiyanto alias Gagiguk, 21, keduanya warga Kebon Baru, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Keduanya ditahan di Mapolres Sukoharjo.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, saat gelar tersangka dan barang bukti di Mapolres, Selasa (17/3), menyampaikan pengungkapan kasus tersebut berawal dari pengembangan kasus curanmor yang beberapa kali terjadi di Sukoharjo. Setelah petunjuk mengarah kepada kedua tersangka, petugas langsung menangkap mereka di rumah masing-masing, Rabu (4/3).

PENERTIBAN PKL: Pedagang Enggan Masuk Terminal

Mayoritas pedagang kaki lima (PKL) di timur Terminal Tirtonadi enggan pindah ke dalam terminal setelah penertiban Senin (16/3). Mereka keberatan dengan syarat alih dagangan yang ditetapkan UPTD Terminal Tirtonadi.

Informasi yang dihimpun Espos, Selasa (17/3), terdapat 23 PKL sisi timur yang lapaknya dibongkar untuk pembangunan terminal.

Hampir 90% pedagang berjualan kuliner seperti warung makan dan kelontong. Padahal, otoritas terminal hanya membolehkan PKL berjualan nonkuliner jika ingin menempati selasar yang disediakan. “Rata-rata pedagang ya keberatan harus berganti jenis dagangan. Ibaratnya babat alas lagi,” ujar Ninik Pujiyastuti, Ketua Paguyuban Mugi Rahayu, yang menaungi PKL sisi timur terminal, saat ditemui Espos di rumahnya.



Ninik mengatakan bakul tak memiliki keahlian dan pengalaman jika harus berganti dagangan. Minimnya modal juga membuat PKL sulit mengembangkan usaha baru. Ninik menyebut selasar yang disediakan terminal tidak dilengkapi fasilitas penunjang seperti etalase.

“Otomatis kalau berganti jualan souvenir atau batik harus beli etalase sendiri. Itu semakin membuat pedagang berpikir ulang,” ucap dia.

(Baca Juga: 32 Lapak PKL Tirtonadi Dibongkar, Ini Alasannya…, PKL di Jalan Pemuda Nekat Berjualan di Trotoar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya