SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 29 April 2015

Solopos hari ini memberitakan berita-berita terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Rabu (29/4/2015), memberitakan Konsumen gas elpiji 3 kg atau elpiji melon di Wonogiri sepekan terakhir mengeluhkan tak adanya stok gas di pangkalan maupun pengecer.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Berita lain, Pemkot Solo menyatakan tetap memberlakukan Jl. Prof. dr. Soeharso, Jajar, menjadi searah meskipun menimbulkan ekses di lingkungan warga. Pemkot meyakini dampak padatnya jalan kampung bakal berkurang seiring penyesuaian perilaku berlalu lintas warga.

Selain itu ada berita dari pergelaran World Dancing Day (WDD) 2015 hingga dampak pengalihan arus.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Rabu, 29 April 2015;

PENGATURAN JALAN: Pemkot Tak Gubris Protes Warga

Pemkot Solo menyatakan tetap memberlakukan Jl. Prof. dr. Soeharso, Jajar, menjadi searah meskipun menimbulkan ekses di lingkungan warga. Pemkot meyakini dampak padatnya jalan kampung bakal berkurang seiring penyesuaian perilaku berlalu lintas warga.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad, siap mengambil risiko tidak populer dengan kebijakannya di Jl. Prof. dr. Soeharso. Menurut Herman, sapaan akrabnya, jalan provinsi tersebut mendesak direkayasa ulang karena kapasitasnya tak lagi ideal. “Setiap jam lalu lintas di sana mencapai 2.000 kendaraan. Truk, bus hingga kendaraan roda dua jadi satu. Ini sudah rawan untuk keselamatan,” ujarnya saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Selasa (28/4).

Penerapan kebijakan searah di Jl. Prof. dr. Soeharso sempat memantik protes warga karena bakal membebani jalan kampung di lingkungan sekitar. Sejumlah spanduk protes pun sempat dipasang di sepanjang jalur tersebut. Herman mengatakan penataan lalu lintas di dr. Soeharso bakal jalan di tempat jika hanya menuruti keinginan warga.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Dishub: Kebijakan Jl Soeharso Bukan Untuk Dimusyawarahkan, Pemrotes Segelintir, Faroka-Fajar Indah Tetap Searah)

KEBUTUHAN ENERGI: Pengiriman Terlambat, Elpiji 3 Kg Sulit Didapat

Konsumen gas elpiji 3 kg atau elpiji melon di Wonogiri sepekan terakhir mengeluhkan tak adanya stok gas di pangkalan maupun pengecer. Akibatnya, konsumen harus menunggu dua hari untuk mendapatkan elpiji melon.

Seorang warga Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri, Seno, mengaku harus menunggu dua hari untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg. Saya sudah mencari ke berbagai pangkalan, stok elpiji melon kosong. Sudah dua hari ini saya muter-muter tetapi belum mendapatkan,” ujar Seno kepada Espos, Selasa (28/4).

Dia minta rakyat kecil tidak diombang-ambingkan oleh kelangkaan elpiji khususnya elpiji 3 kg.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: HET Gas Elpiji 3 Kg Naik, Pengawasan Sebaiknya Sampai di Pengecer, Ups, Gas Melon Tembus Rp19.000)

AGENDA BUDAYA: Tari Kolosal Prana Wijaya Merakyatkan WDD 2015

Perayaan World Dance Day (WDD) yang dicanangkan UNESCO kali pertama pada 1982 mulai digemakan di Kota Bengawan sejak 2007 oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Perayaan WDD 2015 di Solo untuk kali keesembilan digelar Rabu (29/4) ini dengan tema Tari: Nafas dan Kehidupan.

”Tema ini menyadarkan kita bahwa sejatinya helatan tari secara substansi dapat menghidupkan manusia baik secara batiniah spiritual, maupun secara material,” kata Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta, E. Soemaryatmi, saat jumpa pers di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Senin (27/4).

Perhelatan akbar yang kini menjadi ikon dunia tari di Solo dalam tajuk Solo 24 Jam Menari tersebut mendapat respons luar biasa dari para seniman di berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara.

Kegiatan Solo 24 Jam Menari akan diisi dengan pertunjukan tari selama 24 jam, penari yang menari selama 24 jam, seminar tari, gelar empu tari, dan orasi tari yang dilaksanakan dalam satu hari pada Rabu mulai pukul 06.00 WIB hingga Kamis (30/4) pukul 06.00 WIB. Beberapa tempat yang disiapkan untuk pertunjukan Solo 24 Jam Menari, antara lain halaman rektorat ISI Surakarta, Pendapa Ageng, Teater Kapal TK, Teater Kecil (TK), Tearer Besar (TB) serta halaman parkir TK dan TB.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: 116 Kontingen Siap Tampil dalam Solo 24 Jam Menari)



PENGALIHAN LALU LINTAS: Tak Hafal Jalan, Pengendara Pun Nyasar

Sebuah Mobil Toyota Avanza tampak maju mundur di sebuah perempatan di RT 006/RW 004, Kelurahan Jajar, Laweyan, Solo, Selasa (28/4) siang. Sejumlah sepeda motor di belakangnya mengantre agar bisa melewati jalan tersebut.

Beberapa saat kemudian, pengendara mobil itu membuka kaca jendela dan melongok. Wajahnya tampak kebingungan. Lalu, pengendara mobil itu bertanya kepada salah seorang pengendara lain yang saat itu berpapasan.

“Lurus terus, nanti belok kiri. Lurus terus nanti ketemu Jl. Slamet Riyadi,” kata seorang pengendara motor sambil mengarahkan pengendara mobil. Sejurus kemudian mobil berwarna cokelat itu langsung melaju.

Hal yang sama dialami oleh pengendara lainnya. Ahmad, 26. Karyawan perusahaan swasta yang biasanya melintasi Jl. Prof. dr. Soeharso dari utara ke selatan harus berjuang melalui jalur kampung yang berkelok dan penuh persimpangan.

“Saya baru kali pertama lewat sini, jadi tadi sempat bingung juga, nyasar-nyasar,” katanya kepada Espos.

Menurut salah seorang warga, Tedi, 27, sejak diberlakukannya jalan searah di Jl. Prof. dr. Soeharso Senin (27/4) lalu, jalanan di kampung menjadi ramai. “Apalagi kalau pagi sama sore, wah itu sudah ramai banget. Anak-anak sekolah, orang-orang mau kerja semua lewat sini,” ujar warga setempat kepada Espos.

Belum lagi, kata dia, sejumlah pengendara yang belum hafal jalan-jalan di kampung nyasar. Pengendara banyak yang berhenti di tengah jalan untuk bertanya ke warga. Akibatnya, kemacetan pun tidak terelakan karena kendaraan yang di belakangnya ikut mengantre.

“Jalannya kan sempit, jadi di belakangnya enggak bisa lewat,” ujar dia. Warga berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bisa segera mengatasi masalah jalan ini. Misalnya dengan memasang rambu-rambu pengarah agar kendaraan tidak terfokus di satu titik.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

(Baca Juga: Kampung Padat Gara-Gara Satu Arah, 10 Jalan di Solo Bakal Searah, Mana Saja?, Jl. Prof. Soeharso Searah, Kampung Padat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya