SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Kamis, 17 Juli 2014

Solopos.com, SOLO – Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (17/7/2014) memberitakan pemungutan suara di TPS 1 Desa Dukuh, Mojolaban, Sukoharjo dipastikan diulang.

Pencoblosan ulang dilakukan karena ada pelanggaran berupa perusakan 34 lembar surat suara pada penghitungan suara Pilpres 2014 di TPS tersebut, Rabu (9/7/2014).

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Kabar lain datang dari pusat kota. Puluhan penyandang difabel yang bekerja sebagai gelandangan, pengemis, dan pengamen jalanan (gepeng) mendatangi Kantor Satpol PP Kota Solo, Rabu (16/7/2014).

Simak rangkuman berita Halaman Soloraya Harian Umum Solopos Kamis, 17 Juli 2014 berikut;

PELANGGARAN PEMILU: Coblosan di TPS 1 Dukuh Diulang

Pemungutan suara Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 di TPS 1 Desa Dukuh, Mojolaban, Sukoharjo dipastikan diulang Kamis (17/7) pagi ini.

Pencoblosan ulang dilakukan karena ada pelanggaran berupa perusakan 34 lembar surat suara pada penghitungan suara Pilpres 2014 di TPS tersebut, Rabu (9/7). Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sukoharjo mengetahui pelanggaran itu setelah melihat tayangan video di Youtube yang memperlihatkan salah satu anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS tersebut merusak surat suara.

Dalam video berdurasi sekitar lima menit tersebut terlihat salah satu anggota KPPS merusak surat suara untuk pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Perusakan surat suara itu terjadi saat penghitungan surat suara setelah pencoblosan pilpres, 9 Juli lalu.

(Baca Juga: Surat Suara Dirusak, Coblosan di Sukoharjo Terancam Diulang, Anggota KPPS di Sukoharjo Diduga Rusak Surat Suara)

MASA ORIENTASI SISWA: Belajar Sekaligus Kenalkan Cagar Budaya

Sebanyak 30 siswa dari 272 siswa baru SMAN 5, Rabu (16/7), sekitar pukul 08.00 WIB berbaris di halaman utara Masjid Agung Solo. Dengan memakai pakaian batik SMP asal sekolah masing-masing, bertopi bola plastik, dan mengenakan kartu pengenal berbentuk angka 5, mereka membawa alat kebersihan seperti sapu dan kain lap.

Pendamping kegiatan sekaligus pembina OSIS SMAN 5 Solo, Sunaryanto, mengatakan ini merupakan kegiatan di luar sekolah kali pertama saat masa orientasi peserta didik baru (MOPDB) tahun ajaran 2014/2015. Pihak sekolah pun memilih kegiatan membersihkan Masjid Agung Solo untuk mengenalkan satu di antara cagar budaya yang ada di Solo. “Biar siswa tahu dan ikut menjaga cagar budaya,” ujar dia.

Namun, tidak semua siswa mengikuti kegiatan ini, karena keterbatasan sarana tranportasi. ”Kami hanya mengambil setiap kelas 3-4 siswa,” jelas dia.

(Baca Juga: Kepala Sekolah Harus Awasi Pelaksanaan MOS, Ini Pesan Danlanud untuk Kegiatan MOS)

PENYAKIT LANGKA: Keluarga Calista Akhirnya Bisa Tersenyum Lega

Seorang bayi menangis di salah satu ruangan di lantai III Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo, Rabu (16/7) siang. Tangis bayi perempuan berusia satu tahun itu menarik perhatian puluhan orang di dalam ruang rapat kantor yang terletak di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Solo. Calista Ramadan, nama bayi tersebut digendong ibunya, Roberta Fani, 29.

Meski Calista sering menangis, Fani tetap bertahan di dalam ruangan. Saat itu, Fani baru saja mendapat kabar baik mengenai kepastian perawatan dan pengobatan penyakit Calista. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Solo berkomitmen merawat Calista yang mengidap penyakit langka Alagille Syndrome itu.

Seorang dokter di bagian anak RSUD dr. Moewardi, dr. Evi Rokhmah, mengatakan pihak rumah sakit akan berusaha maksimal menyembuhkan penyakit Calista. Mereka juga bakal menjamin kebutuhan obat-obatan selama perawatan Calista.

MASALAH SOSIAL: Penyandang Disabilitas Tuntut Bantuan Usaha

Puluhan penyandang difabel yang bekerja sebagai gelandangan, pengemis, dan pengamen jalanan (gepeng) mendatangi Kantor Satpol PP Kota Solo, Rabu (16/7). Tindakan ini sebagai buntut penertiban gepeng yang digelar tim Pemkot Solo beberapa waktu lalu.

Berdasarkan pantauan Espos, puluhan penyandang difabel datang ke Kantor Satpol PP sekitar pukul 09.30 WIB. Mereka ditemui langsung Kepala Satpol PP Kota Solo, Sutarjo. Dalam kesempatan itu, mereka meminta kejelasan nasib lantaran tak bisa lagi mengamen di jalanan. Mereka juga menyatakan siap alih profesi dan meminta Pemkot menyediakan bantuan permodalan sebagai solusi atas kebijakan tersebut.

(Baca Juga: Ditertibkan, Pengamen Difabel Protes Satpol PP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya