SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat, 13 Maret 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Seorang lelaki warga Klaten yang diduga terlibat dalam percobaan pencurian di Godekan, Gentan, Bendosari, Sukoharjo, JR, 42, Minggu (8/3/2015), meninggal dunia setelah mendapat perawatan di RSUD Sukoharjo, Rabu (11/3/2015) siang.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Kabar ini menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Jumat (13/3/2015). Kabar lain, Bencana alam tanah longsor kembali terjadi di Dukuh Ngargorejo RT 003, Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Rabu (11/3/2015) sekitar pukul 17.30 WIB. Sebelumnya tanah longsor juga terjadi di desa setempat, Sabtu (7/3/2015).

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Jumat, 13 Maret 2015, berikut;

TINDAK KEJAHATAN: Aksi Massa Telan Korban

Aksi main hakim sendiri di Sukoharjo kembali memakan korban. Seorang lelaki warga Klaten yang diduga terlibat dalam percobaan pencurian di Godekan, Gentan, Bendosari, Sukoharjo, JR, 42, Minggu (8/3), meninggal dunia setelah mendapat perawatan di RSUD Sukoharjo, Rabu (11/3) siang.

Sebelumnya seorang pemuda asal Teblong, Krajan, Gatak, Sukoharjo, Nanang Kristanto, 27, tewas setelah dihakimi massa sesaat setelah merampas telepon seluler milik pengendara di Jetis, Manang, Grogol, Sukoharjo, Minggu pukul 19.30 WIB.

(Baca Juga: 4 Jam Setelah Begal Manang, Pencuri Tewas Dihajar Massa, Begal Gatak Tewas Dimassa Saat Merampas HP Ternyata Kerap Curi Ayam, Begal Gatak Tewas Dimassa, Motor Dibakar, Ini Kronologinya!)

BENCANA ALAM: Tanah Longsor Kian Mengancam, 57 Warga Mengungsi

Bencana alam tanah longsor kembali terjadi di Dukuh Ngargorejo RT 003, Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Rabu (11/3) sekitar pukul 17.30 WIB. Sebelumnya tanah longsor juga terjadi di desa setempat, Sabtu (7/3).

Akibat tanah longsor ini lima rumah warga yang berdekatan dengan tebing setinggi puluhan meter tersebut terpaksa dibongkar. Selain itu, 10 rumah yang terancam terkena longsoran dikosongkan. Bahkan, 57 jiwa yang tinggal di 15 rumah tersebut mengungsi ke tetangga atau keluarga mereka.

Menurut informasi yang dihimpun Espos di lokasi kejadian, Kamis (12/3), pergerakan tanah di tebing itu masih terus terjadi. Diprediksi bencana alam tanah longsor di wilayah tersebut akan terus terjadi. Hal ini juga didukung dengan hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut dan jenis tanah di tebing itu yang merupakan tanah gembur dan mudah longsor.

Di empat rumah warga yang paling berdekatan dengan tebing, dari pantauan Espos, masih terlihat ceceran tanah longsoran. Bahkan, batu padas berukuran setengah meter juga banyak terlihat di samping rumah.

Seorang warga Dukuh Ngargorejo RT 003, Desa Bukuran, Wahyudi, mengatakan sejak tanah longsor pada Sabtu terjadi, tebing tersebut setiap hari mengalami longsor secara terus menerus dalam jumlah kecil. Namun, untuk longsor yang terjadi Rabu sore itu, merupakan kejadian tanah longsor terbesar selama bencana itu terjadi.

(Baca Juga: 3 Tanggul di Karangdowo Ini Longsor Akibat Tergerus Aliran Sungai, Tanah Longsor, Talut dan Rumah di Wiro Terancam Ambrol)

TRANSPORTASI UMUM: Tak Dapat Tiket Railbus, Warga Marah-Marah di Stasiun

Puluhan warga yang datang dari berbagai wilayah Wonogiri mengaku kecewa lantaran kehabisan tiket Railbus Batara Kresna, Kamis (12/3). Warga melampiaskan kekecewaan mereka dengan memarahi petugas tiket dan penjaga stasiun.

Salah seorang warga Kelurahan Purwosari, Wonogiri, Menik, 37, mengatakan sesuai aturan yang ditempel di stasiun, tiket railbus dilayani tiga jam sebelum keberangkatan. Namun, baru setengah jam dibuka tiket habis.

“Selama dua jam saya antre beli tiket untuk keberangkatan pukul 12.45 WIB. Namun, setelah dua jam mengantre tiket sudah habis,” ujar Menik ketika ditemui Espos di stasiun,” Kamis (12/3).

Dia mengaku akan pergi ke Pasar Purwosari Solo untuk mengantarkan barang dagangan. Ke Pasar Purwosari, kata dia, biasanya naik bus. Namun, karena sekarang ada railbus dia lebih memilih railbus daripada bus.

(Baca Juga: Bangunan Liar di Jalur Railbus akan Direlokasi, Tiket Gratis Cepat Habis, Warga Marahi Petugas Stasiun Wonogiri, Begini Batara Kresna Saat Diluncurkan, Info Tarif dan Jadwal Railbus)

BANTUAN PENDIDIKAN: Serunya Beramal dengan Keringat

Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) semester akhir, Aris Binsar, bercerita tentang hobinya kepada Espos, Kamis (12/3). Hobi itu sudah dia tekuni sejak SMA. Hobinya sangat sederhana dan bisa dilakukan semua orang. Tapi tak semua orang mau melakukannya, yakni hobi lari.

Namun, dia ingin mendapatkan nilai lebih dari hobi lari. Tidak sekadar mengeluarkan keringat agar sehat atau jogging biasa. “Ingin punya manfaat lain, jadi tidak hanya sekadar lari untuk sehat diri sendiri,” katanya saat ditemui di selasela acara Lari Sejuta Kilometer untuk Seribu Beasiswa SMA, di PT Pan Brothers Tbk Mojosongo, Boyolali, Kamis (12/3).



Dia pun bergabung di aplikasi lari, Endomondo. Melalui smartphone yang dia miliki, dia bisa merekam aktivitas larinya, mulai dari jarak lari yang sudah ditempuh, waktu, hingga tempat. “Saya sudah lari 10 kilometer. Hanya mutermuter saja di sekitar kampus, tapi dari catatan di aplikasi, jarak lari saya sudah 10 kilometer,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya