SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Kamis (11/1/2024).

Solopos.com, JAKARTA–Ulasan tentang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan HUT ke-51 pada Rabu (10/1/2024) tanpa kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) diangkat menjadi headline Harian Umum Solopos edisi Kamis (11/1/2024).

Diberitakan Solopos hari ini, ketidakhadiran Jokowi karena di waktu yang sama melawat ke negara tetangga di antaranya Filipina dan Brunei Darussalam mau tak mau menguatkan dugaan keretakan hubungannya dengan partai yang telah mengusungnya sejak menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga pre­siden dua periode.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Jokowi berdalih tak hadir karena tidak ada satu pun undangan dari PDIP. Selain itu, sejak jauh-jauh hari, pihaknya juga telah mengagendakan perjalanan ke luar negeri dari tanggal 9-14 Januari 2024.

Capres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo, mengaku tak mempersoalkan ketidakhadiran Jokowi dalam HUT PDIP bila menyangkut kepentingan negara. ”Kalau beliau mau kunjungan ke luar negeri, ya, saya kira urusan negara nomor satu,” kata dia.

Dia juga menyatakan sebenarnya berharap Jokowi hadir dalam acara HUT PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu.
”Ya, iyalah [berharap], sampai hari ini sih saya tidak melihat beliau mundur dari partai, ’kan tidak,” ujar Ganjar.

Jokowi dan PDIP, khususnya Ke­tua Umum Megawati Soekarnopu­tri, adalah dua kekuatan politik yang cukup berpengaruh saat ini. Keduanya sangat identik. Sebelum pecah, karena kemungkinan per­­bedaan orientasi politik pada Pemilu 2024, banyak baliho PDIP yang menampilkan sosok Bung Karno, Megawati dan Jokowi.

Kondisi Sasana Mulya Bikin Miris

Melihat sosoknya secara keseluruhan, bangunan Sasana Mulya di kawasan Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, sesungguhnya megah. Sayang, kondisi bangunan itu kini tak “semulia” namanya karena kerusakan yang cukup parah akibat kurangnya perawatan dan paparan cuaca.
Sasana Mulya terdiri atas dua bangunan utama yang berbentuk joglo dan bangunan bergaya Eropa yang disebut lojen. Kerusakan parah terlihat menyolok di bagian joglo.

Batang-batang bambu menyangga atap yang terancam roboh lantaran kayunya lapuk. Pita kuning-hitam mengitari bangunan itu agar orang tak memasukinya karena berbahaya. Padahal menilik sejarahnya, selain berfungsi sebagai kediaman kepangeranan, Sasana Mulya punya peran penting dalam se­jarah pendirian kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Menurut catatan Kepala Pasinaon Tata Busana Keraton Solo, Raden Mas Riyo Panji Restu Budi Setiawan, Sasana Mulya sempat digunakan sebagai titik kumpul atau base camp pembangunan Keraton Solo untuk kali pertama. Artinya lo­kasi bangunan itu sebetulnya sudah ada sebelum peristiwa Boyong Kedhaton atau perpindahan Keraton Mataram dari Kartasura ke Solo pada 17 Februari 1745.

Ekspor Nonmigas Hadapi Tantangan

JAKARTA—Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) menyebut target pertumbuhan ekspor nonmigas pemerintah hanya 2,5%-4,5% pada 2024. Sebab, setelah mengalami penurunan penurunan nilai ekspor pada akhir tahun, kondisinya belum juga membaik.

Berdasarkan data ekspor nonmigas Januari-Oktober 2023 Badan Pusat Statistik (BPS), nilainya adalah sebesar US$201,25 miliar atau sekitar Rp3.100 triliun, turun 12,74% (year-on-year/yoy). Khusus Oktober 2023, ekspor nonmigas mencapai US$20,78 miliar atau turun 11,36% yoy.

Ketua Umum GPEI, Benny Soetrisno, mengatakan menurunnya ekspor nonmigas disebababkan melemahnya permintaan dari Eropa. Adapun penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik sebesar US$86,8 juta atau 7,48%. “Tahun ini masih ada peluangnya meskipun ada tantangan logistik cost,” kata Benny, Selasa (9/1/2024).

”Profesor Pisang” Berdayakan Petani

KLATEN – Sebanyak 20 warga Desa Keputran, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten mengikuti sekolah tani yang digelar Yayasan Baitul Maal (YBM) Brilian.

Pada pelatihan itu dihadirkan narasumber Lasiyo Syaifuddin alias Mbah Lasiyo, petani asal Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dijuluki sebagai ”profesor pisang” karena keahlian membudidayakan pisang. Pelatihan digelar di Pendopo Taman Keputran pada Rabu (10/1/2024). Pada pelatihan itu Mbah Lasiyo mengajari para petani di Desa Keputran tentang cara membikin pestisida nabati atau pestisida alami.

Pestisida nabati dibuat dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar tempat tinggal atau di sekitar sawah dan ladang, seperti empon-empon, daun brotowali, dan lain-lain. Para petani di Desa Keputran itu tak hanya mendapat teori. Mereka yang merupakan petani binaan YBM Brilian itu juga berpraktik langsung.

Simak berita di Koran Solopos edisi hari ini, Kamis (11/1/2024), lewat gawai Anda dengan mengakses koran.solopos.com. Untuk memulai berlangganan silakan daftar ke Solopos ID dengan harga mulai Rp9.999. Berlangganan Solopos ID, Anda bisa mengakses berita Koran Solopos lewat gadget, membaca konten khas Solopos.com yaitu Espos Plus, serta menikmati semua berita di Solopos.com tanpa gangguan iklan.

Bila ada pertanyaan atau kendala mengenai Solopos ID, Anda bisa mengakses Pusat Bantuan atau menghubungi WhatsApp pusat layanan pelanggan SoloposID di 081548554656.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya