SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi akhir pekan yang terbit Sabtu (22/7/2023).

Solopos.com, SOLO–Ulasan tentang sejumlah orang tua murid SD hingga SMA di Solo yang mengaku mempersiapkan kebutuhan pendidikan sang anak sejak satu tahun sebelumnya diangkat menjadi headline Harian Umum Solopos edisi akhir pekan yang terbit Sabtu (22/7/2023). Para orang tua siswa menabung Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per bulan untuk kebutuhan anaknya.

Diberitakan Solopos hari ini, jumlah tersebut akan naik apabila pindah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bagi para orang tua, pertimbangan untuk menyekolahkan anak ke sekolah swasta juga membuat pengeluaran lebih besar.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Salah satu orang tua murid asal Jebres, Waluyo, 44, seorang pegawai swasta, mengatakan, setidaknya menabung Rp1,5 per bulan atau 30% dari pendapatannya untuk persiapan pendidikan sang anak. Ia menjelaskan, saat ini anak pertamanya sudah masuk kelas IX SMP dan tahun depan bersiap ke SMA sedangkan anak keduanya baru duduk di kelas IV SD.

“Harapannya bisa masuk negeri supaya lebih murah, tapi sebenarnya anak saya ingin masuk SMA swasta ikut teman-temannya. Jadi saya siap-siap, seenggaknya sudah nyelengi per bulan Rp1,5 juta buat nanti persiapan anak saya masuk SMA, sedangkan adiknya juga masih SD kelas empat juga perlu biaya,” ujarnya, Jumat (21/7/2023).

Waluyo menambahkan, selain perhitungan cermat dalam menabung, mengatur jarak usia antar anak juga tidak kalah penting. Ia mengatakan, jarak anak pertama dan kedua idealnya empat hingga lima tahun, tujuannya agar saat naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tidak bersamaan.

Selengkapnya simak di Koran Solopos yang terbit hari ini, Sabtu (22/7/2023), atau dengan mengakses koran.solopos.com.

Bersiap Sambut Hajatan Besar PKB

SOLO – Kota Solo memang makin memikat jadi ajang kegiatan berskala besar apa pun. Kali ini Solo bakal menjadi tuan rumah perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-25 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Minggu (23/7/2023).

Penyelenggaraan kegiatan akbar PKB di Solo ini bisa jadi menarik karena selama ini Solo bukan kantung massa PKB. Partai-partai juga biasanya menggelar acara HUT mereka di Jakarta, jarang sekali di daerah, apalagi di daerah yang bukan basis pemilih tradisionalnya.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengizinkan Stadion Manahan, Solo, menjadi lokasi acara. “Selama masih kosong boleh. Ini harlah bukan kampanye,” kata Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, Jumat (21/7/2023) siang. Gibran mengatakan Harlah ke-25 PKB dilakukan di luar jadwal kampanye. Menurut dia, acara itu merupakan kegiatan internal partai politik.

Sebelumnya, Gibran mengatakan Stadion Manahan tidak boleh untuk kampanye karena merupakan tempat olahraga. Namun, Gibran mengizinkan penggunaan Stadion Manahan untuk konser musik atau kesenian.

“Kemarin sudah tak cek ke KPU dan Bawaslu yang namanya konser tetap akan jalan ya sampai akhir tahun, saya sampaikan ke EO-EO [event organizer] konser. Yang penting tidak berbau politik dan tidak mengundang capres-capres, kata dia, Selasa (27/6/2023).

Selengkapnya simak di Koran Solopos yang terbit hari ini, Sabtu (22/7/2023), atau dengan mengakses koran.solopos.com.

Kampung Siluman di Lereng Merapi

Mendengar nama Kampung Siluman, tebersit kesan seram dan mistis. Nyatanya, kampung itu berada di wilayah yang kini di bawah pengelolaan Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM). Letak kampung itu juga berdekatan dengan Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten.

Namun keberadaan kampung itu memang hanya tinggal nama. Wilayah yang tadinya dianggap sebagai wilayah kampung itu berjarak antara 5 kilometer (km) hingga 6 km dari puncak Gunung Merapi. Tempat itu berupa bukit berhutan dan ditumbuhi rerumputan. Pohon pinus yang menjulang menjadi vegetasi yang mendominasi kawasan bekas perkampungan itu. Udara di kawasan itu sejuk. Rapatnya pepohonan membuat kawasan tersebut teduh.

Di sisi barat serta utara bekas perkampungan itu berbatasan dengan hulu Kali Woro. Batas kali dan bukit hutan itu berupa tebing curam berkedalaman lebih dari 100 meter. Jarak bekas Kampung Siluman dengan permukiman terdekat di Sidorejo sekitar 700 meter.

Akses menuju kampung itu berupa jalan setapak. Sesekali trek yang dilalui berupa jalan setapak di tepian tebing curam tanpa pengaman. Jalan setapak itu selama ini menjadi jalur bagi warga untuk mencari rumput. Ada yang berjalan kaki ada pula yang naik sepeda motor.

Ketua RT 016, Desa Sidorejo, Jenarto, mengatakan ada beberapa sebutan bekas kampung itu. “Ada beberapa warga yang menamai Saluman. Warga di wilayah lain menyebut Seluman. Kemudian kami sengaja branding menjadi Siluman supaya kesannya angker dan gawat. Tujuannya supaya orang yang datang ke bekas kampung itu tidak merusak dan lain-lainnya,” kata pria yang akrab disapa Jack itu, Jumat (21/7/2023).

Selengkapnya simak di Koran Solopos yang terbit hari ini, Sabtu (22/7/2023), atau dengan mengakses koran.solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya