SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Senin (28/12/2020).

Solopos.com, SOLO--Koran Solopos Hari Ini edisi Senin (28/12/2020) mengulas tentang kasus Covid-19 memburuk di akhir tahun.

Data kasus Covid-19 di Indonesia kian memburuk dalam sepekan terakhir yang ditandai meningkatnya penularan dan angka kematian harian. Seruan agar pemerintah menekan mobilitas masyarakat pada akhir tahun kian menggema.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Data versi lembaga manapun menunjukkan kian buruknya kondisi pandemi di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Satgas Penanganan Covid-19--yang selalu menunjukkan angka lebih kecil--juga menunjukkan tren pemburukan dalam sepekan terakhir.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Pilih Dikarantina daripada Dikejar-Kejar

ga petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo tampak serius memperbaiki data karantina pemudik di Solo Technopark (STP), Pedaringan, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Minggu (27/12/2020) sore. Hari itu, seorang pemudik dari Jakarta Selatan menambah daftar orang yang dikarantina. Dua hari menjelang Natal tepatnya pada Rabu (23/12/2020), STP sudah menerima dua pemudik untuk dikarantina.

Dua pemudik yang datang lebih dahulu bukan pasangan. Mereka tidak datang bersamaan, seorang laki-laki dari Medan diantar menggunakan kendaraan operasional dari Kecamatan Jebres pada Rabu siang. Kemudian, Rabu malam, ada perempuan yang mudik dari Bekasi ke Kecamatan Pasar Kliwon. “Kalau Minggu siang ini, lansia pria asal Jakarta Selatan. Dia mudik ke Kecamatan Jebres,” terang salah seorang petugas BPBD di STP, Muhammad Yusron, kepada Espos.

Yusron mengatakan ketiganya diantarkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan. Satgas mendapatkan laporan dari Jaga Tangga ihwal kedatangan mereka dari luar daerah. Jaga Tangga kemudian meneruskan informasi itu ke RT/RW, kelurahan, kemudian kecamatan. Dari kecamatan, mereka diantar ke STP menggunakan kendaraan operasional. Sebelum masuk rumah karantina, mereka harus melalui sejumlah pemeriksaaan kesehatan di ruang transit.

“Sesudah kriterianya memenuhi syarat, mereka diantarkan ke ruang karantina. Masing-masing mendapatkan kasur busa, velbed, dan lemari kecil,” terangnya. Yusron menyebut seluruh pemudik sukarela menjalani karantina paksa. Mereka didorong oleh keluarga, dan lingkungan sekitar, serta Jaga Tangga. “Katanya sih daripada dikejar-kejar, ya sudah pada laporan ke RT/RW kemudian Jaga Tangga itu. Malah ada yang senang karena mendapatkan makan 3 kali sehari,” ucap Yusron.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Seorang Pengunjung TSTJ Reaktif

Salah seorang pengunjung Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo diketahui reaktif dalam uji cepat swab antigen yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Minggu (27/12/2020) siang. Uji cepat acak tersebut digelar di sekitar TSTJ, sekaligus menyasar pengendara yang mengabaikan protokol kesehatan. Salah satu anggota tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi (RSDM) Solo yang bertugas di Posko Pemeriksaan Swab Antigen di TSTJ, dr Ryan Aji mengatakan, ada 79 orang yang diuji cepat.

“Kami menyediakan 100 alat uji cepat, namun hanya 79 yang digunakan. Mereka adalah pengunjung TSTJ dan warga yang melintas saat operasi yustisi. Seorang yang reaktif adalah pengunjung TSTJ,” kata dia, kepada wartawan, Minggu. Ryan mengatakan sampel swab pengunjung yang reaktif tersebut akan diambil ulang untuk kemudian diuji secara RT-PCR (The Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction).

Hasil uji swab PCR akan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengingat pengunjung tersebut ber-KTP Solo. Di lokasi yang sama, Kasi Pengembangan SDM Satlinmas Satpol PP Jawa Tengah, Wawan Listiya mengatakan razia digelar tim gabungan dari Pemprov, Pemkot, dan Polresta untuk memastikan pelaksanaan protokol kesehatan di kawasan wisata TSTJ. Razia menyasar pengguna jalan yang melintas di Jl. Ir. Sutami, tepatnya di depan pintu masuk kebun binatang.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Jambu Mete Dimanfaatkan Jadi Abon

Buah jambu mete selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Jambu mete seringkali terbiar ketika sudah matang dan akhirnya jatuh ke tanah.

Sejumlah mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang mengamati kondisi ini tergerak untuk melakukan penelitian untuk memanfaatkan daging jambu mete menjadi abon.

Mereka adalah Alfian Khamal Mustafa, Muhammad Aziz Nurdiyanto, Riyadhul Badi'ah, Suci Ayu Rohayati, dan Uswatun Hasanah.

“Banyaknya jambu mete yang terbuang atau jatuh di sekitar pohonnya. Padahal, limbah jambu mete memiliki potensi yang besar pada industri makanan tetapi kurang dimanfaatkan secara optimal karena rasanya yang sepet dan bikin gatal di mulut,” ujar Alfian, beberapa waktu lalu

Menurutnya, buah semu jambu mete apabila diolah secara baik dan tepat dapat menghasilkan produk makanan seperti manisan, abon, sirup, dan masih banyak lagi.

Penelitian bertema Abon Jambu Mete Sebagai Pemanfaatan Sisa Jambu Mete Bernilai Ekonomis Untuk Petani ini mempelajari proses pengolahan buah semu jambu mete yang tidak termanfaatkan menjadi abon. Pengolahan buah semu jambu mete ini juga sebagai upaya zero waste.

Selengkapnya baca E-paper Solopos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya