SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Senin (12/6/2023).

Solopos.com, SOLO–Kritik tentang transportasi umum dengan sistem buy the service seperti Batik Solo Trans (BST) masih belum memenuhi permintaan masyarakat diangkat menjadi headline Harian Umum Solopos yang terbit hari ini, Senin (12/6/2023). Adanya rute yang belum menjangkau permintaan masyarakat bisa memicu konflik dengan angkutan umum atau angkutan online.

Diberitakan Solopos, pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, dalam pernyataan yang diterima Espos, Sabtu (10/56/2023), mengungkapkan skema buy the service atau BTS melalui program Teman Bus untuk angkutan massal perkotaan adalah mekanisme pembelian layanan angkutan massal oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan dilakukan sejak 2022.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Selain BST di Solo, ada sembilan wilayah lain yang mengikuti program ini, yakni Medan (Trans Metro Deli), Palembang (Trans Musi Jaya), Jogjakarta (Trans Jogja), Denpasar (Trans Metro Dewata), Bandung (Trans Metro Pasundan), Purwokerto (Trans Banyumas), Banjarmasin (Trans Banjarbakula), Makassar (Trans Mamminasata) dan Surabaya (Trans Semanggi Surabaya).

“Rute yang dipilih masih belum sesuai permintaan. Masih ada trayek BTS Teman Bus berimpitan dengan trayek angkutan umum eksisting dan konflik dengan operator eksisting di beberapa kota atau provinsi yang dilayani BTS masih terjadi,” ujar Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat ini.

“Akibatnya saat kondisi peak hour atau waktu puncak kesibukan sebagian besar rencana headway [perjalanan] dan on time performance [ketepatan waktu] tidak terpenuhi akibat kemacetan lalu lintas atau kendaraan yang parkir di badan jalan,” jelasnya.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin (12/6/2023).

Calhaj Klaten Wafat dalam Penerbangan

TAUFIQ SIDIK PRAKOSO

KLATEN – Kesehatan calon haji (calhaj) khususnya jemaah lanjut usia terus menjadi fokus perhatian saat ini. Seorang calon haji asal Desa/Kecamatan Ngawen, Klaten, meninggal dunia di pesawat terbang saat penerbangan menuju Tanah Suci. Calon haji itu berangkat bersama istrinya.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Klaten, Hariyadi, menjelaskan calhaj itu bernama Sholeh Ahmadi Jamburi, 65, asal Desa/Kecamatan Ngawen. “Meninggal dunia di pesawat [Minggu (11/6/2023)] sekitar pukul 03.00 WIB,” kata Hariyadi saat dimintai konfirmasi Espos, Minggu.

Kepala Desa (Kades) Ngawen, Sofik Ujianto, membenarkan Sholeh Ahmadi Jamburi berasal dari Desa Ngawen. Calhaj tersebut meninggal dunia karena sakit. “Iya, beliau [Sholeh Ahmadi Jamburi] punya riwayat sakit stroke. Untuk pemakaman belum tahu. Tetapi kemungkinan di Jeddah,” kata Sofik.

Jemaah calhaj asal Klaten yang diberangkatkan tahun ini sebanyak 1.180 calon. Mereka terbagi dalam empat kloter yakni 54, 55, 56, dan 57. Kloter 54 akan diberangkatkan ke tanah suci bersama rombongan calon haji asal Kota Solo. Sementara, kloter 55 dan 56 seluruhnya berisi jamaah calon haji asal Klaten. Para calon jamaah haji yang masuk kloter 57 bakal berangkat bersama rombongan calon haji Kabupaten Karanganyar.

Banyak calon haji asal Klaten yang berusia lebih dari 60 tahun. Bupati Klaten, Sri Mulyani, meminta para calon haji untuk selalu menjaga kondisi fisik mereka. “Saya berpesan selama di tanah suci untuk memperhatikan kesehatan karena menjadi hal penting dalam menjalankan ibadah haji. Para jamaah membutuhkan stamina dan kondisi fisik yang prima. Selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan dari Klaten,” kata Mulyani.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin (12/6/2023).

Layar Tancap Bawa Imajinasi dan Edukasi Berharga

Hingga dekade 1990-an, layar tancap masih sangat akrab dengan masyarakat. Akses terhadap hiburan dan informasi yang belum merata membuat kehadiran pertunjukan film keliling itu sangat dinantikan dan disambut gembira masyarakat.

Saat ini, meski aneka hiburan sudah sangat mudah didapat lewat gawai digital, hiburan layar tancap ternyata menjadi media alternatif yang masih menarik perhatian. Bahkan tayangan-tayangan bernilai rekreatif dan edukatif justru lebih tersampai lewat media yang jarang dijumpai ini.

Warga di kawasan Kampung Batik Laweyan mendapat kesempatan menikmati sajian layar tancap yang diprakarsai Komunitas Kembang Gula itu pada Sabtu (10/6/2023) malam lalu. Komunitas Kembang Gula adalah perhimpunan para pelaku perfilman di Solo yang seperti dijelaskan di situsnya bercita-cita mewujudkan terciptanya masyarakat beradab.

Warga berkumpul di halaman depan salah satu rumah warga RT 002 RW 001. Film yang diputar tentu saja bukan lagi yang bertema laga dengan selingan iklan jamu atau rokok seperti di zaman dahulu.

Enam judul film pendek diputar malam itu, terdiri atas tiga genre anak-anak dan tiga lagi untuk segmen usia dewasa. Film anak-anak yang ditayangkan adalah Golek Balung Buto, Say Hello to Yellow, dan Mak Cepluk.

Sementara untuk segmen dewasa ada A Tree, Dulhaji Dolena, dan Bapak Polah Anak Kepradah. A Tree berdurasi lima menit disutradarai oleh Satria Setya. Karya fiksi tersebut dibuat pada 2019. Sinema Dulhaji Dolena berdurasi 27 menit disutradarai Anita Reza Zein. Karya dokumenter ini dibuat pada 2020.

Selanjutnya, sinema Bapak Polah Anak Kepradah berdurasi tujuh menit disutradarai Achmad Faisal. Karya fiksi ini dibuat pada 2022. Kemudian, sinema bergenre anak Golek Balung Buto disutradarai Khusnul Khitam.

Karya fiksi ini berdurasi 27 menit.  Sinema Say Hello To Yellow disutradarai B.W. Purbanegara berdurasi 20 menit. Karya fiksi ini dibuat pada 2017. Sinema Mak Cepluk berdurasi 12 menit disutradarai Wahyu Agung Prasetyo adalah buatan 2014.Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin (12/6/2023).

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin (12/6/2023).



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya