SOLOPOS.COM - Koran Solopos edisi Kamis (6/7/2023).

Solopos.com, SUKOHARJO—Kasus penyakit ternak antraks yang juga menjangkiti sejumlah warga di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memicu kewaspadaan di wilayah-wilayah yang bertetangga. Informasi tersebut diangkat menjadi headline Harian Umum Solopos edisi hari ini, Kamis (6/7/2023).

Diberitakan Solopos hari ini, Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Sukoharjo memastikan penyakit tersebut belum terdeteksi di Sukoharjo. Namun DPP telah mempersiapkan berbagai langkah antisipasi atas kasus tersebut.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Kepala DPP Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan telah berkoordinasi dengan dinas maupun daerah sekitar. “Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten/kota daerah sekitar terkait pengetatan lalu lintas ternak,” kata Bagas saat dihubungi Espos pada Rabu (5/7/2023).

Pengetatan lalu lintas tersebut juga sempat dilakukan saat hadirnya penyakit mulut dan kuku (PMK) beberapa waktu lalu di Sukoharjo. Selain itu, Bagas menegaskan pada para peternak untuk selektif dalam memilih hewan ternak yang akan masuk ke Sukoharjo.

Menurutnya para pedagang dan peternak ia imbau untuk tidak mudah memasukkan hewan ternak dari luar daerah. Apalagi bagi ternak yang tidak memiliki surat keterangan kesehatan hewan dari otoritas setempat, misalnya dokter hewan. “Para pedagang wajib memiliki surat keterangan tersebut kalau ingin melakukan jual beli hewan di Sukoharjo,” tegas Bagas.

Lebih jauh, Bagas menyebut saat ini pihaknya tengah menyosialisasikan kewaspadaan. Ia juga tengah mengupayakan adanya surat edaran yang nantinya ditandatangani oleh Sekretaris Daerah (Sekda) sehingga mendapat perhatian dari pemangku daerah seperti camat dan kepala desa.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Kamis (6/7/2023).

Dito Diam Soal Pengembalian Rp27 M

SOLO-Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo atau Dito Ariotedjo tidak menjawab saat ditanya wartawan mengenai pengembalian dana senilai Rp27 miliar yang diduga berasal dari pihaknya ke Direktur PT Solitech Media Synergi, Irwan Hermawan.

Dijumpai setelah acara jumpa pers peresmian business center Degree Crypto Token (DCT) oleh PT Konakami Digital Indonesia di Solo Technopark, Rabu (5/7/2023), Dito hanya menjawab singkat mengenai panggilan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus korupsi base transceiver station (BTS) 4G Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kominfo.

“Soal itu saya sudah datang setelah dipanggil Kejagung, untuk sisanya bisa dibaca hasil konferensi persnya ya,” ujar Dito kepada Espos saat ditanya mengenai panggilan Kejagung. Dito kemudian berjalan lebih cepat keluar dari gedung Creative Hub Solo Technopark menuju mobilnya.

Bahkan saat ditanya kali kedua oleh Espos terkait dugaan pengembalian dana, Dito yang sudah berada di dalam mobil hanya menutup pintu mobil dengan cepat. Selanjutnya jendela mobil dibuka, tetapi Dito tidak menyampaikan jawaban apa pun dan hanya melambaikan tangan sembari mobil bertolak dari Solo Technopark.

Sebelum ini penasihat hukum Irwan Hermawan, Maqdir Ismail, mengakui jika ada pengembalian uang sebesar Rp27 miliar dari pihak swasta terkait kasus tipikor BTS 4G Bakti Kominfo. Maqdir mengatakan uang dikembalikan secara tunai menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat. Pengembalian dilakukan pada Selasa (4/7/2023) pagi.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Kamis (6/7/2023).

Jemaah Embarkasi Solo Mulai Pulang

BOYOLALI – Para jemaah haji asal Embarkasi Solo mulai pulang pekan ini. Yang kali pertama tiba adalah 358 orang anggota Kelompok Terbang (Kloter) 1 asal Grobogan, Rabu (5/7/2023) dini hari.

Pantauan Espos, jemaah setelah turun di Bandara Adi Soemarmo langsung dibawa ke Asrama Haji Donohudan. Salah satu jemaah asal Grobogan, Ahmad Fauzi, mengungkapkan rasa senangnya lantaran berhasil menyelesaikan rukun Islam kelima itu. “Saya senang di sana lancar semua tanpa halangan,” kata dia kepada wartawan.

Fauzi teringat momen yang berkesan ketika akhirnya bisa melihat Kakbah. Dia mengatakan momen tersebut merupakan yang paling dinanti. Dia berangkat karena menggantikan orang tuanya dan sudah menunggu selama delapan tahun. “Beliau keburu tidak ada [meninggal dunia] jadi saya yang menggantikan,” kata dia.

Koordinator Petugas Daerah Provinsi Jawa Tengah, Hairudin, mengatakan di Kloter 1 ada tiga orang yang sakit. “Tapi sakitnya nonfisik ya, jadi ini bisa jadi evaluasi ke depan harus dipastikan benar-benar sehat, kalau dia lansia sehat tidak ada masalah,” kata dia.

Semula jemaah Kloter 1 Solo berjumlah 360 orang. Namun terdapat satu orang yang meninggal dan dua jemaah yang terpaksa diturunkan saat penerbangan pulang. Penyebabnya lantaran satu jemaah sakit dan jemaah satu lagi harus turut mendampingi.

Selengkapnya simak di Harian Umum Solopos edisi hari ini, Kamis (6/7/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya