SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Sabtu, 21 Februari 2015

Solopos hari ini memberitakan tentang kecelakaan lalu lintas di Semarang, hingga bencana banjir di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Semarang Jumat (20/2/2015) lalu, menewaskan 16 orang, menjadi berita utama di Harian Umum Solopos, Sabtu (21/2/2015).

Promosi BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Tingkatkan Layanan Finansial bagi PMI di Korsel

Sebagaimana dikabarkan Solopos, Bus Sang Engon menabrak tebing ketika melaju di Tol Jatingaleh Semarang. Diduga, kecelakaan tersebut terjadi karena bus Sang Engon membawa banyak penumpang, hingga kelebihan muatan. Sebanyak 16 orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas tersebut.

Berita utama lain hari ini adalah seputar bencana alam di Soloraya, yang menenggalamkan ratusan rumah dan mebuat banyak warga harus mengungsi. Selanjutnya, ada berita tentang teguran Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kepada maskapai penerbangan Lion Air, yang menelantarkan para penumpangnya selama tiga hari.

Simak selengkapnya berita utama Harian Umum Solopos edisi Sabtu, 21 Februari 2015 berikut ini:

KECELAKAAN LALU LINTAS: 16 Orang Tewas Tergencet Bus
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jatingaleh Semarang. Bus Sang Engon sarat penumpang ”terbang” dan menabrak tebing, Jumat (20/2), pukul 13.00 WIB. Sebanyak 16 penumpang meninggal, puluhan lainnya terluka. Sopir bus selamat.

”Pengemudi Mohammad Husen, belum kami tanyai,” jelas Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Pungky Buwana, di RS Bhayangkara Semarang, Jumat. Meski selamat, kata Pungky, Husen terluka cukup parah. Terutama di ba gian muka dan  tangan. Dia sadar dan bisa diajak berkomunikasi. Mengenai korban tewas, Pungky menjelaskan 10 jenazah berada di RS Bhayangkara dan enam jenazah berada di RSUP dr. Kariadi Semarang.

Beberapa korban tewas yang sudah diidentifikasi di antaranya Selfiah, Sumisih, Nanda, Syarif Hidayatullah, dan Mariadi. Sementara itu, 24 korban luka dirawat di RS Bhayangkara dan puluhan lainnya berada di RSUP dr. Kariadi. Bus Sang Engon berpelat nomor B7222KGA itu mengalami kecelakaan tunggal pada pukul 13.00 WIB.

[Baca juga:  Usai Menabrak Pohon, Heri Terjatuh ke Jurang]

PENUNDAAN PENERBANGAN: Penumpang Telantar 3 Hari, Lion Hanya Ditegur
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) hanya memberikan teguran keras kepada maskapai Lion Air karena dianggap telah menelantarkan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta akibat delay (penundaan terbang) berkepanjangan. Selain itu, Kemenhub juga hanya memberikan sanksi tidak akan memberikan izin rute baru kepada Lion Air sampai maskapai itu bisa menjelaskan secara mendetail perihal prosedur pelayanan saat situasi krisis seperti yang terjadi di Cengkareng.

Padahal akibat keterlambatan parah itu, ribuan calon penumpang Lion Air telantar selama tiga hari pada Rabu-Jumat (18-20/2), tidak hanya di Cengkareng, namun juga sejumlah bandara lainnya.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub telah mengirimkan surat teguran keras kepada maskapai milik anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Rusdi Kirana itu karena tidak siap mengatasi terjadinya penumpukan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta sejak Rabu.

[Baca juga : Penumpang Lion Air Lumpuhkan Soetta]

KORBAN BANJIR: Tenda Pengungsian Warga Bisa Dilalui Kambing
Banjir yang melanda Soloraya membuat sebagian warga terpaksa mengungsi. Tenda tenda terpal didirikan sebagai tempat pengungsian. Simak laporan wartawan Solopos, Okkie Pritha Cahyani, mengenai kisah warga korban banjir ini. Seorang anak balita merengek sambil menangis meminta susu kepada ibunya ketika Solopos mendatangi lokasi pengungsian di Dukuh Mojo, Desa Laban, Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (20/2). Anak balita itu merengek sambil tiduran di bawah tenda berwarna biru. Di dekatnya, ada sang kakak dan ibu yang masih sibuk menghentikan tangis bayi dalam gendongannya.

[Baca juga: Gara-Gara Banjir, Dana BOS Dipakai Nguruk Latar Sekolah]

BANJIR SOLORAYA: Ratusan Rumah Terendam, Ribuan Warga Mengungsi
Ribuan warga di Solo, Sukoharjo, dan Karanganyar, menjadi korban banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo, Jumat (20/2) dini hari. Akibat banjir ini, ribuan warga sempat mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman.

Saat air surut, sebagian warga kembali ke rumah mereka, namun sebagian lainnya masih bertahan di pengungsian. Di Solo, 3.000 jiwa atau 743 keluarga menjadi korban banjir. Melihat luasnya areal terdampak banjir di Kota Bengawan, jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Solo mulai meningkatkan kesiagaan di kawasan rawan banjir, di antaranya membangun tenda darurat.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos di lapangan, beberapa lokasi di Solo yang diterjang musibah banjir seperti di Kelurahan Sewu, Jebres (102 keluarga), Pucangsawit, Jebres (65 keluarga), Jebres (147 keluarga), Mojosongo, Jebres (50 keluarga), Semanggi, Pasar Kliwon (141 keluarga), Gandekan, Jebres (16 keluarga), Kedunglumbu, Pasar Kliwon (20 keluarga), Sangkrah, Pasar Kliwon (800 jiwa), Joyotakan, Serengan (3 keluarga).

[Baca juga: Puluhan Rumah di Kebonromo Tergenang]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya