SOLOPOS.COM - Peserta kirab menggunakan pakaian ala Timur Tengah membawa spanduk, poster, dan menaiki unta pada pembukaan Solo Great Sale 2018 saat car free day (CFD), Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (28/1/2018). (Nicolous Irawan/JIBI/SOLOPOS)

Solo Great Sale 2018 resmi dimulai.

Solopos.com, SOLO—Gelaran pesta diskon terakbar di Kota Solo, Solo Great Sale (SGS), kembali digelar pada Februari tahun ini. Sejak digelar 2015 lalu, jumlah peserta dan nilai transaksi SGS naik dari tahun ke tahun.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Tahun ini, SGS 2018 mengusung tajuk Semarak Budaya Belanja Cerdas Tanpa Batas. SGS 2018 diluncurkan di area car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi Solo oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Minggu (28/1/2018).

Ganjar mengatakan SGS merupakan bukti kreativitas Kota Solo dalam menggeliatkan perekonomian saat low season.

“Solo ini pemberani betul. Saat low season berani menggelar acara kreatif SGS ini. Memang hanya Solo, enggak ada yang lain,” kata Ganjar saat memberikan sambutan di area CFD Jl. Slamet Riyadi Solo.

Dia menambahkan acara semacam itu harus digalakkan dan didorong untuk menggeliatkan perekonomian, terutama saat low season.

Ketua II SGS 2018, David R. Wijaya, mengatakan dalam gelaran SGS tahun ini akan digelar lomba antarpasar untuk semakin menyemarakkan SGS 2018.

Lomba tersebut meliputi Lomba Pasar Tradisional Kelas I-II, Lomba Pasar Kelas III-IV, Lomba Lurah Pasar Terbaik, Lomba Pasar Terheboh, dan Lomba Pasar dengan Transaksi Nontunai Terbanyak.

Lomba antarpasar tersebut digelar untuk memotivasi para pengelola pasar dan pedagang supaya bergairah dalam berdagang. Hal itu bertujuan supaya pasar tradisional terus eksis dan tidak tergerus pasar modern.

”Kalau SGS tahun kemarin, lombanya hanya antarpedagang dari 12 pasar. Sekarang 44 pasar tradisional sudah ikut SGS 2018 maka sekalian dilombakan antarpasar. Untuk pasar terheboh akan dinilai dekorasi dan kehebohannya dalam memeriahkan SGS 2018,” kata dia kepada wartawan.

Sementara untuk lomba Lomba Pasar dengan Transaksi Nontunai Terbanyak bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk bertransaksi nontunai. Dalam hal tersebut, sudah ada lima bank yang siap memfasilitasi yakni Bank BCA, BTN, BRI, BNI, Bank Mandiri, dan Bank Jateng.

Para pedagang yang siap akan diberikan mesin electronic data capture (EDC) dari pihak perbankan tersebut tergantung pilihan para pedagang. Direncanakan akan ada 100 hingga 200 pedagang pasar tradisional yang siap melayani transaksi nontunai.

David menambahkan ihwal tawar menawar yang menjadi ciri khas dalam pasar tradisional tidak akan memengaruhi transaksi nontunai. Sebab, transaksi hanya akan berlangsung jika pedagang dan pembeli sepakat dengan harga sebuah barang.

Hingga kini, sudah ada 4.500-an peserta yang turut menyemarakkan SGS 2018 dari target 5.000 peserta. Panitia SGS masih membuka peluang bagi sektor yang ingin berpartisipasi dalam gelaran SGS 2018 hingga 1 Februari.

Dari tahun ke tahun jumlah peserta dan nilai transaksi SGS mengalami lonjakan yang signifikan. Tahun ini, target peserta 5.000 peserta atau hampir 10 kali lipat dibandingkan SGS pertama pada 2015 yang diikuti 571 peserta dengan nilai transaksi Rp80 miliar.

Pada 2016, peserta SGS naik menjadi 1.206 peserta dengan nilai transaksi Rp161 miliar. Tahun lalu ada 2.528 tenant dengan nilai transaksi Rp200 miliar. Pada SGS 2018, nilai transaksi ditarget Rp425 miliar.

“Kami tidak mematok minimal diskon yang ditawarkan dalam SGS 2018. Itu tergantung kebijakan masing-masing peserta, yang penting ada program promosi. Ada yang memberikan diskon 30%, 50%, bahkan ada yang memberikan diskon hingga 80%,” sambung David.

Berkaitan dengan online shop (olshop) yang mengikuti SGS 2018, hingga kini sudah ada 100-an olshop yang menjadi peserta SGS 2018. Para pembeli dari luar Solo yang membeli peserta olshop SGS 2018 akan tetap mendapatkan poin.

”Mayoritas olshop yang mengikuti SGS adalah olshop yang menjual fashion. Setiap transaksi akan terekam dalam setiap olshop. Kartu SGS akan dikirimkan bersamaan dengan barangnya,” imbuh David.

Salah satu Alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS), Anindita Prabawati, merasa terbantu dengan adanya SGS 2018. Sudah sedari lama dia mengaku mengincar buku berjudul Kepulauan Nusantara. Sewaktu ada SGS 2016, dia bergegas ke toko buku dan membeli buku tersebut di Toko Buku Togamas.

”Saya dapat diskon 30% saat SGS 2016. Lumayan banget itu sewaktu aku jadi mahasiswa. Memang Togamas sering memberi diskon, tapi sewaktu SGS diskonnya lebih tinggi. Voucher yang dibagikan Togamas saja diskonnya 25%,” kata dia.

Berbeda dengan Anindita, warga Manahan, Solo, P. Sari Indah W., mengatakan diskon yang diberikan peserta SGS kurang begitu besar. Sewaktu SGS 2017, dia berniat membeli baju namun dia hanya mendapatkan diskon 10% di salah satu pusat perbelanjaan.

”Terus saya beli sepatu, tapi enggak ada diskon soalnya model dan barang baru. Ada diskon yang lebih tinggi, tapi untuk barang lama dan bentuknya bazar. Ya itu sama saja dengan hari-hari biasa menurut saya. Saya jelas memilih barang yang saya inginkan meskipun enggak diskon,” kata Sari.

Dia menambahkan idealnya pesta diskon yang digelar tersebut menawarkan diskon minimal 30% untuk seluruh produk peserta SGS. Dengan demikian, gaungnya akan lebih terasa lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya