SOLOPOS.COM - Ilustrasi SNMPTN (Istimewa)

SNMPTN 2016 diwarnai tidak lolosnya seluruh siswa IPA SMAN 3 Semarang.

Solopos.com, SEMARANG — Tak satu pun dari 380 siswa IPA reguler SMAN 3 Semarang lolos SNMPTN. Sebaliknya siswa IPS dan IPA Akselerasi lolos. Menjadi sasaran pertanyaan banyak pihak, pihak sekolah menyampaikan alasan tidak lolosnya siswa itu.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Emmy Irianingsih, menjelaskan SMAN 3 menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) dengan pola discontinue sejak 2012. Artinya, mata pelajaran di-setting on atau off pada semester tertentu.

Pola SKS tersebut yaitu dibuat empat seri yang dikembangkan untuk 5 atau 6 semester sehingga mata pelajarannya dibagi. Jika dalam satu semester tidak ada mata pelajaran misalnya Kimia, maka statusnya off.

“Bukan nilainya yang kurang, memang mata pelajarannya tidak muncul karena off, jadi munculnya misal di semester 1, 3, 4, dan 6,” terang Emmy dikutip Solopos.com dari Detik.

Menurut Emmy, nilai yang kosong di PPDS online adalah mata pelajaran yang statusnya off. “Yang off itu [yang kosong], karena memang tidak ditempuh misal kimia di semester 3. Karena off, mata pelajaran tidak muncul di tiap semester,” pungkas Emmy.

Jawaban ini merespons tudingan bahwa tidak lolosnya siswa SMAN 3 terkait dengan kekosongan nilai di Pangkalan Data Sekolah & Siswa (PDSS) online. Baca juga: “Musibah” SMAN 3 Semarang, Panitia: Jangan Salahkan Sistem, Itu Risiko Sekolah.

Pola yang sama juga diterapkan di kelas IPS yang ternyata tidak mengalami masalah dalam SNMPTN. Menurutnya, perbedaan itu terjadi karena peminatan jurusan kuliahnya yang berbeda antara IPA dan IPS. “Sama semua angkatan. Kalau bicara SNMPTN, IPS kan peminatannya beda,” terang Emmy.

Sementara itu, kelas IPA akselerasi juga tidak ada masalah dengan SNMPTN. Hal itu karena kelas akselerasi tidak menerapkan SKS karena lama pendidikan yang ditempuh lebih cepat dari kelas lainnya. “Akselerasi tidak menggunakan SKS karena hanya 2 tahun,” ujarnya.

Pihak sekolah, lanjut Emmy, juga punya kewajiban memasukkan data ke PDSS online. Input data sudah dilakukan sejak siswa masih di semester pertama. Setelahnya keputusan ada pada siswa apakah kan mengikuti SNMPTN atau tidak.

“Sekolah punya kewajiban mengentrikan. Untuk mau ikut atau tidak [SNMPTN] terserah. Jadi siswa finalisasi,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya